;
headline photo
Tampilkan postingan dengan label remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label remaja. Tampilkan semua postingan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

Minggu, 26 Februari 2012

Kebutuhan remaja masalah & Konsekuensinya
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan.Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagi hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat,dalam perjalanan waktu tertentu.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,baik fisik maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam ragka menjalankan peran sosoialnya yang baru sebagai orang dewasa.(Clarke-Sweart & Friedman, 1987;Ingersoll, 1989)

Sedangkan menurut Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974:478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and strees”.Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya)—kebutuhan aktualisasi diri.Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan,agar ia dapat mengaktualisasi diri secara baik.Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.Beberpa jenis kebutuhan remaja dapat dklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,yaitu:
a) Kebutuhan organik,yaitu mkan,minum,bernafas,seks;
b) Kebutuhan emosional,yaitu kebutuhan untuk menndapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain,dikenal dengan n’ Aff;
c) Kebutuhan berperstasi atau need of achievement (yang dikenla dengan n’Ach),yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis; dan
d) Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

Pertumbuhan fisik dan perkembangan social-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan,yang dapat diartikan penyempurnaan,proses pertumbuhan dan perkembangan dari proses sebelumnya.Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan masa awal remaja sebagai indicator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang.Sekalipun diakui bahwa kebutuhan fisik dan kebutuhan social psikologis yang menonjol.Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis)saling terkait. Sebagai contoh,”makan”adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik akan tetapi pada jenjang remaja “makan dilakukan bersama orang tertentu –orang lain”,”makan dengan mengikuti aturan atau norma”yang berlaku di dalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,terdapat pula perubuhan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain,guru teman sebaya,maupun masyarakat pada umumnya.Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja.Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin menungkat terutama kebutuhan social dan kebutuhan psikologisnya.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan social diluar lingkungan keluarga,seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya.
Disamping itu remaja membutuhkan pengakuan dan kemampuannya,yang menurut Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan.Ramaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan bahwa ia (mereka)telah mampu berdiri sendiri mampu melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa,dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian,yaitu sebagai berikut:
Masa remaja awal ( 12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
Masa remaja pertenghan ( 15-18 tahun)
Masa ini di tandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
Masa remaja akhir ( 19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.(Konopka, 1973 dalam pikunas,1976;inggersoll 1989)

MASALAH DAN KONSEKUENSINYA
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Upaya untuk dapat megubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku orang dewasa,tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan.Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri,dan akibat lebih lanjut menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya tidak percaya diri,pendiam,atau kurang harga diri.

2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya.Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan keganjalan,Karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas,juga hal itu tampak pada gerakan atau prilaku ynag kelihatannya wagu dan tidak puas.

3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat meinbulkan kebinggungan remaja untuk memahaminya,sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma.Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan

4) Dalam memasuki kehudupan bermasyrakat,remaja yang terlalu mendambakan kemandirian,dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,kebanyakan akan menghadapi berbgai masalah,terutama masalah penyesuaian emosional,seperti over acting ,lancing,dan semacamnya.

5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untukhidup mandiri secara social ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.

6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja.Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan.Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”

USAHA-USAHA PEMENUHAN KEBUTUHAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok.Kebutuhan ini harus dipenuhi,Karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival).Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh factor ekonomi,terutama ekonomi keluarga.Akibat tidak tepenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial seorang individu.

Lerner & Hultsch, 1983; 318-320) menguraikan secara ringkas tentang proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yakni:
a Perubahan fisik
b Perubahan emosionalitas
c Perubahan kognitif
d Implikasi psikososial
Menurut Jhon Hill (1983),terdapat tiga komponen dasar dalam membahas periode remaja yaitu:
a Perubahan fundamental
b Transisi kognitif
c Transisi social
d Konteks dari remaja
e Perkembangan psikososial
Kebutuhan seksual secara umum dimulai pada masa remaja,kebutuhan untuk memecahkan maslah nilai-nilai social dan moral terjadi pada masa kini.(Henderson an Dweck, 1990)

Khusus kebutuhan seksual,yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja,usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari ornag tua terutama ibu.Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelesakan dan memberi pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual(terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas.

Pendidikan seksual disekolah terutama didalam lingkungan keluarga harus mendapat perhatian.Program bimbingn keluarga,dan bimbingan perkawainan dapat dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisai wanita pada umumnya.Sekolah sekai-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan ceramah-penjelasan tentang masalah-masalah remaja,khususnya masalah seksual.

Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma social amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan,seperti kelompok olahraga,kelompok seni dan musik,kelompok koprasi,kelompok belajar dan semacamnya.
Selengkapnya...

Kenakalan Remaja, Peran Orang Tua, Guru dan Lingkungan

Selasa, 07 Februari 2012

Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.
Selengkapnya...