;
headline photo
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

Minggu, 26 Februari 2012

Kebutuhan remaja masalah & Konsekuensinya
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan.Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagi hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat,dalam perjalanan waktu tertentu.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan,baik fisik maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik,dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam ragka menjalankan peran sosoialnya yang baru sebagai orang dewasa.(Clarke-Sweart & Friedman, 1987;Ingersoll, 1989)

Sedangkan menurut Hall (dalam Liebert dan kawan-kawan, 1974:478) memandang bahwa masa remaja ini sebagai masa “storm and strees”.Ia menyatakan bahwa selama masa remaja banyak masalah yang dihadapi karena remaja itu berupaya menemukan jati dirinya (identitasnya)—kebutuhan aktualisasi diri.Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan,agar ia dapat mengaktualisasi diri secara baik.Aktualisasi diri merupakan bentuk kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya.Beberpa jenis kebutuhan remaja dapat dklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan,yaitu:
a) Kebutuhan organik,yaitu mkan,minum,bernafas,seks;
b) Kebutuhan emosional,yaitu kebutuhan untuk menndapatkan simpati dan pengakuan dari pihak lain,dikenal dengan n’ Aff;
c) Kebutuhan berperstasi atau need of achievement (yang dikenla dengan n’Ach),yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan sekaligus menunjukkan kemampuan psikofisis; dan
d) Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan mengembangkan jenis.

Pertumbuhan fisik dan perkembangan social-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan,yang dapat diartikan penyempurnaan,proses pertumbuhan dan perkembangan dari proses sebelumnya.Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan masa awal remaja sebagai indicator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang.Sekalipun diakui bahwa kebutuhan fisik dan kebutuhan social psikologis yang menonjol.Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis)saling terkait. Sebagai contoh,”makan”adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik akan tetapi pada jenjang remaja “makan dilakukan bersama orang tertentu –orang lain”,”makan dengan mengikuti aturan atau norma”yang berlaku di dalam budaya kehidupan masyarakat merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,terdapat pula perubuhan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain,guru teman sebaya,maupun masyarakat pada umumnya.Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja.Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin menungkat terutama kebutuhan social dan kebutuhan psikologisnya.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan social diluar lingkungan keluarga,seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya.
Disamping itu remaja membutuhkan pengakuan dan kemampuannya,yang menurut Maslow kebutuhan ini disebut kebutuhan penghargaan.Ramaja membutuhkan penghargaan dan pengakuan bahwa ia (mereka)telah mampu berdiri sendiri mampu melaksanakan tugas-tugas seperti yang dilakukan oleh orang dewasa,dan dapat bertanggung jawab atas sikap dan perbuatan yang dikerjakannya.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian,yaitu sebagai berikut:
Masa remaja awal ( 12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
Masa remaja pertenghan ( 15-18 tahun)
Masa ini di tandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
Masa remaja akhir ( 19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.(Konopka, 1973 dalam pikunas,1976;inggersoll 1989)

MASALAH DAN KONSEKUENSINYA
Beberapa masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhannya yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Upaya untuk dapat megubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan prilaku orang dewasa,tidak semuanya dapat dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan.Kegagalan dalam mengatasi ketidakpuasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri,dan akibat lebih lanjut menjadikan remaja bersikap keras dan agresif atau sebaliknya tidak percaya diri,pendiam,atau kurang harga diri.

2) Seringkali para remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya.Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya.Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.Ketidakserasian proporsi tubuh ini sering menimbulkan keganjalan,Karena ia (mereka) sulit untuk mendapatkan pakaian yang pantas,juga hal itu tampak pada gerakan atau prilaku ynag kelihatannya wagu dan tidak puas.

3) Perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat meinbulkan kebinggungan remaja untuk memahaminya,sehingga sering terjadi salah tingkah dan prilaku yang menentang norma.Pandanganya terhadap sebaya lain jenis kelamin dapat menimbulkan kesulitan dalam pergaulan

4) Dalam memasuki kehudupan bermasyrakat,remaja yang terlalu mendambakan kemandirian,dalam arti menilai dirinya cukup mampu untuk mengatasi problema kehidupan,kebanyakan akan menghadapi berbgai masalah,terutama masalah penyesuaian emosional,seperti over acting ,lancing,dan semacamnya.

5) Harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untukhidup mandiri secara social ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaan dan jenis pendidikan.Penyesuaian social merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja karena mereka juga harus menghadapi norma baru dalam kehidupan sebaya remaja dan kuatnya pengaruh kelompok sebaya.

6) Berbagai norma dan nilai yang berlaku didalam hidup masyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja.Dalam hal ini remaja menghadapi perbedaan nilai dan norma kehidupan.Seringkali perbedaan norma yang berlaku dan norma ynag dianutnya menimbulkan prilaku yang menyebabkan dirinya dikatakan “nakal”

USAHA-USAHA PEMENUHAN KEBUTUHAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Pemenuhan kebutuhan fisik atau organic merupakan tugas pokok.Kebutuhan ini harus dipenuhi,Karena hal ini merupakan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupannya agar tetap tegar (survival).Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh factor ekonomi,terutama ekonomi keluarga.Akibat tidak tepenuhinya kebutuhan fisik ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi dan perkembangan psikososial seorang individu.

Lerner & Hultsch, 1983; 318-320) menguraikan secara ringkas tentang proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yakni:
a Perubahan fisik
b Perubahan emosionalitas
c Perubahan kognitif
d Implikasi psikososial
Menurut Jhon Hill (1983),terdapat tiga komponen dasar dalam membahas periode remaja yaitu:
a Perubahan fundamental
b Transisi kognitif
c Transisi social
d Konteks dari remaja
e Perkembangan psikososial
Kebutuhan seksual secara umum dimulai pada masa remaja,kebutuhan untuk memecahkan maslah nilai-nilai social dan moral terjadi pada masa kini.(Henderson an Dweck, 1990)

Khusus kebutuhan seksual,yang hal ini juga merupakan kebutuhan fisik remaja,usaha pemenuhannya harus mendapat perhatian khusus dari ornag tua terutama ibu.Orang tua harus cukup tanggap dan waspada serta secara dini menjelesakan dan memberi pengertian arti dan fungsi kehidupan seksual(terutama wanita) dan arti seksual dalam kehidupan secara luas.

Pendidikan seksual disekolah terutama didalam lingkungan keluarga harus mendapat perhatian.Program bimbingn keluarga,dan bimbingan perkawainan dapat dilakukan secara periodik oleh setiap organisasi ibu-ibu dan organisai wanita pada umumnya.Sekolah sekai-sekali perlu mendatangkan ahli atau dokter untuk memberikan ceramah-penjelasan tentang masalah-masalah remaja,khususnya masalah seksual.

Untuk mengembangkan kemampuan hidup bermasyarakat dan mengenalkan berbagai norma social amat penting dikembangkan kelompok-kelompok remaja untuk berbagai urusan,seperti kelompok olahraga,kelompok seni dan musik,kelompok koprasi,kelompok belajar dan semacamnya.
Selengkapnya...

TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

Rabu, 21 April 2010


Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan :
1.Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Selengkapnya...

PERKAWINAN DALAM PANDANGAN ISLAM

Agama Islam adalah agama fithrah, dan manusia diciptakan Allah Ta’ala cocok dengan fitrah ini, karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh manusia menghadapkan diri ke agama fithrah agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga manusia berjalan di atas fithrahnya.
Perkawinan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkan untuk nikah, karena nikah merupakan gharizah insaniyah (naluri kemanusiaan). Bila gharizah ini tidak dipenuhi dengan jalan yang sah yaitu perkawinan, maka ia akan mencari jalan-jalan syetan yang banyak menjerumuskan ke lembah hitam.
Selengkapnya...

Konsep-diri NEGATIF

Minggu, 21 Februari 2010

Anda memiliki penilaian NEGATIF pada diri Anda sendiri. Anda tidak merasa cukup baik dengan apapun yang Anda miliki dan merasa tidak mampu mencapai suatu apapun yang berharga. Jika hal ini terus berlanjut, maka Anda akan menuntun diri Anda sendiri ke arah kelemahan emosional. Anda mungkin akan mengalami depresi atau kecemasan secara ajeg, kekecewaan emosional yang lebih parah dan kualitasnya mungkin mengarah ke keangkuhan dan ke keegoisan. Anda telah menciptakan suatu penghancuran-diri.

Selengkapnya...

Dimensi Konsep Diri

Konsep-diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Pengetahuan tentang diri anda
Adalah informasi yang anda miliki tentang diri anda. Misalkan jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.
2. Pengharapan bagi anda
Adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang menurut anda dapat dan seharusnya terjadi pada diri anda. Hasil pengukuran tersebut adalah rasa harga diri.
Konsep-diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
1. Konsep-diri NEGATIF
2. Konsep-diri POSITIF Selengkapnya...

Faktor Penyebab Underachiever

Jumat, 19 Februari 2010

Underachiever adalah anak yang berprestasi rendah dibandingkan tingkat kecerdasan yang dimilikinya. Menurut Prayitno dan Amti (1999:280) underachiever identik dengan keterlambatan akademik yang berarti bahwa “keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensia yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.”
Selengkapnya...

MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI

A.Konsep Pembelajaran Mandiri
Dalam rangka menuju kedewasaan, seorang anak harus dilatih untuk belajar mandiri. Belajar mandiri merupakan suatu proses, dimana individu mengalami inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain.
1.Dapat mengurangi ketergantungan pada oran lain
2.Dapat menumbuhkan proses alamiah perkembangan jiwa
3.Dapat menumbuhkan tanggung jawab pada peserta didik
Berdasarkan hal tersebut pendidik bukan sebagai pihak yang menentukan segala-galanya dalam pembelajaran, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau sebagai teman peserta didik dalam memenuhi kebutuhan belajar mereka.
Selengkapnya...

TIPE KECERDASAN ANAK

Ada beberapa macam kecerdasan anak..
1. Kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka
Memuat kemampuan seorang anak berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah melalui kemampuan berpikir. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Selengkapnya...

Anak Berbakat

Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi tinggi karena memiliki kemampuanh yang unggul. Kemampuan yang dimaksud tidak sebatas kemampuan melihat hubungan-hubungan logis dan mengadaptasi prinsip-prinsip abstrak kepada situasi konkret, tetapi juga memiliki kemampuan menggeneralisasikan, lebih dari orang lainnya.
Selengkapnya...

ANALISIS SEMIOTIK PADA PUISI BELAJAR DARI OMBAK

Sabtu, 19 Desember 2009

TENTANG SITOKS RENGENGE
Sitok Srengenge adalah seorang diantara 20 exceptional people di asia yang dinobatkan Asia week sebagai Leaders for the Millenium in Society & Culture.
Lahir di Dorolegi, sebuah perkampungan petani dengan tradisi sastra lisan yang kukuh, di pedalaman Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pada usia ke duapuluh ia hijrah ke Jakarta untuk mendalami teater, bahasa dan sastra.
Sitok menulis sejumlah puisi, prosa, esai , dan sejumlah nonsense. Selain terkumpul dalam Kelenjar Bekisar Jantan, ada Peresetubuhan Liar, Anak Jadah, dan Nonsense. Puisi-puisi Sitok menjadi bagian buku The Poet’s Chant (1995), Chant of Nusantara (Sovia, Bulgaria, 1995), Secrets Need Words: Indonesian Poetry 1965-1999 (Ohio University, Ohio, USA, 2001), juga masuk dalam website Poetry International Kegiatan terakhir Sitok saat ini aktif sebagai koordinator program dan jaringan Komunitas Utan Kayu dan juga Jurnal Kebudayaan Kalam. Belajar Dari Ombak, adalah salah satu puisi karya Sitok yang ditulisnya pada tahun 1989 terangkum dalam buku kumpulan puisinya yang dia beri tajuk Kelenjar Bekisar Jantan ini. Ada sekitar 54 puisI lainnya yang tercantum dalam kumpulan ini yang sebagian besar berbicara mengenai cinta, sakit, bahagia, sengsara dan bahkan marah ia tuangkan seluruhnya dengan tataran bahasa yang lugas dan komunikatif bagi para pembaca untuk dapat menghayati perasaan yang tergambar dari kata-kata yang ia ciptakan. Puisi Belajar Dari Ombak (BDO), adalah puisi yang dipilih oleh penulis untuk selanjutnya dianalisis dan dipelajari maknanya melalui pendekatan semiotik. Diharapkan melalui pendekatan ini dapat diambil makna apa yang terkandung didalamnya



KONSEP SEMIOTIK DALAM KARYA SASTRA
Dalam pandangan semiotik, Saussure memandang; bahasa merupakan suatu sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Pengertian tanda memiliki sejarah yang panjang yang bermula dalam tulisan-tulisan Yunani Kuno. (Masinambow 2002: iii). Dengan demikian tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain pada batas-batas tertentu. Tanda inilah yang kemudian dikenal dengan semotik dan semiologi. Banyak disiplin yang menggunakan konsep ini diantaranya adalah; antropologi, arkeologi, arsitektur, filsafat, kesusastraan, dan linguistik. Hal ini berarti bahwa sebagai sistem teoritis yang mengkaji makna dapat ditampung berbagai perspektif makna yang berkembang dalam penelitian setiap disiplin. Dalam semiotik makna didefinisikan secara erat dengan tanda, namun hubungan antar makna dan tanda dikonseptualkan secara berbeda jika pendirian teoritis berbeda. Adapun semotik berkembang dengan masing-masing tokoh yang dimilikinya. Ferdinand de Saussure (1857-1913) adalah pengembang bidang ini di Eropa, dia memperkenalkannya dengan istilah semiologi. sedangkan Charles Sanders Peirce (1839-1914) yang mengembangkannya di Amerika dengan menggunakan istilah semiotik. Kedua tokoh inilah yang membawa pengaruh besar dalam memahami dan menganalisis sebuah disiplin dengan menggunakan pendekatan semiotik. Ada sedikit perbedaan yang dimunculkan dari kedua tokoh tersebut mengenai pendekatan mereka dengan menggunakan semiotic. Peirce lebih menekankan pada aspek logika karena dia adalah seorang ahli filsafat. Sedangkan Saussure lebih menekankan pada aspek bahasa karena sesuai dengan keahliannya di bidang linguistik.

Seperti yang didituliskan dalam kumpulan makalah semiotik, Okke K. S. Zaimar menjelaskan bahwa karya sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua karena menggunakan bahasa sebagai bahan dasarnya. Karena itulah menganalisis dengan pendekatan semiotik menggunakan teori-teori yang bersumber pada linguistik. (Okke. 2002: 124) Meskipun pada dasarnya teori bahasalah yang paling tepat dalam menganalisis sebuah karya sastra terutama puisi, menurutnya tidak menutup kemungkinan analisis ini menggunaan teori Peirce. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda yang disebut dengan representamen--- haruslah mengacu pada atau mewakili sesuatu yang disebutnya sebagai objek yang dikenal dengan istilah referent. Jadi, jika sebuah tanda mengacu apa yang diwakilinya, hal itu dalah fungsi utama tanda tersebut. Misalnya, anggukan kepala sebagai tanda persetujuan, dan geleng kepala sebagai tanda ktidaksetujuan. Proses perwakilan ini disebut dengan semiosis. Adapun proses semiosis menuntut kehadiran bersama antara tanda, objek dan intepretant. Proses semiotik dapat terjadi secara terus-menerus sehingga sebuah intepretant menghasilkan tanda baru yang mewakili objek yang baru pula dan akan menghasilakan intepretant yang lain lagi. (Nurgiantoro.2002: 41)
Selanjutnya Peirce menambahkan hubungan antara tanda dengan acuannya ke dalam tiga jenis tanda; (1) Icon, merupakan hubungan kemiripan. Misalnya foto. Lalu (2) Indeks, merupakan hubungan kedekatan eksistensi. Misalanya asap hitam tebal membumbung sebagai tanda adanya kebakaran. Dan yang terakhir adalah (3) Simbol, merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi. Warna hitam di negara kita disepakati sebagai warna yang melambangkan kedukaan dan hal yang mistis. Sedangkan putih adalah warna yang melambangkan kesucian dan ketulusan. Dan bahasalah yang kemudian menjadi alat penyebutannya. (Nurgiantoro.2002: 42)
Dalam teks sastra ketiga jenis tanda tersebut di atas, kehadirannya kadang tidak dapat dipisahkan. Karena ketiga tanda itu sama pentingnya dalam teks yang memang menggunakan bahasa sebagai alat penyamapaiannya. Selanjutnya, dalam menganalisis sebuah karya sastra dalam hal ini puisi, Peirce penggunaan dua aspek. Diantaranya; aspek sintaksis dan aspek semantis. (Okke. 2002: 124). Ketiga aspek tersebut selanjutnya langsung dapat dipahami melalalui analisis puisi BDO karangan Sitok Srengenge.



ANALISIS ASPEK SEMANTIS

Puisi BDO cukup pendek. Seluruh lariknya ditulis dalam bentuk bait yang disusun menjorok ke dalam pada setiap permulaan kalimat menyerupai ikon ombak. Ada tiga larik yang tersusun dalam satu baitnya dan puisi ini memiliki 4 bait. Jika dihitung jumlah kalimat secara keseluruhan, sebenarnya puisi BDO ini hanya memiliki 4 kalimat saja, meskipun setiap kalimat tidak diakhiri dengan tanda baca titik sebagai akhir kalimat. Hal inilah yang dapat melahirkan interpretasi yang luas untuk memaknai puisi ini. Kita katakan saja bahwa puisi ini memiliki 4 kalimat yang terdiri dalam 4 bait dan 3 larik dalam satu baitnya. Bait pertama yang berjumlah 3 larik diawali dengan kalimat Dengan ombak laut selalu berkata-kata, tapi tak terungkap yang terpendam di dalamnya, biarlah aku belajar menyimpan rahasia. Kalimat dalam bait pertama merupakan ujaran penutur (aku) yang seakan menekankan pada judul untuk mengajak kita belajar sesuatu pada ombak di laut yang memang seakan berkata pada perkataan tanpa bahasa. Gelagat ombak sebagi cerminan tidak semua kata harus diungkapkan, maka tokoh aku berpegangang pada kebisuan ombak sebagai inginya untuk belajar menyimpan rahasia (bahasa yang tak perlu diungkapkan). Sedangkan pada bait kedua, penutur seperti menggunakan kalimat langsung dengan kalimat Aku tahu, Sayangku, dan seterusnya. Ujaran dengan kalimat langsung seolah di mana si penutur sedang berdialog dengan lawan bicaranya (orang kedua) yang ia sebut dengan kata Sayangku. Begitu seterusnya, antara bait pertama dan ketiga penutur seperti berbicara dengan dirinya layaknya gumaman batin. Sementara bait kedua dan terakhir kembali kalimat langsung. Adapun dua jenis ryme (rima) yang terdapat dalam puisi BDO ini, setiap larik berbunyi a,a,a pada bait pertama, b,b,c pada bait kedua, lalu a,a,c pada bait ke tiga dan ditutup seperti bait pertama dengan a,a,a pada bait terakhir. Adalah gabungan antara rima lurus dan rima berkait kehadiran kedua jenis rima yaitu rima lurus yang hadir pada awal dan akhir bait, kemudian rima berkait pada bait kedua dan ketiga menunjukkan keunikan pada bentuk dalam puisi ini. Pada bait pertama dan terakhir seakan menggambarkan ombak, di mana air menghempas lurus ke pantai dan kembali menarik lurus ke laut. Sedangkan rima berkait b b c dan a a c seolah gulungan air yang membuih saling bertindih kemudian terhampar di tepi pantai.

ANALISIS ASPEK SEMANTIS
Bila kita melihat puisi BDO ini kita akan menemukan beberapa gambaran tentang laut yang hubungannya dengan manusia. Makna apakah yang tersirat di balik hubungan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya terlebih dahulu dibahas isotopi-isotopi yang terdapat dalam puisi BDO ini. Yang dimaksud dengan isotopi di sini adalah wilayah makna yang terbuka yang terdapat di sepanjang wacana. Isotopi adalah suatu bagian dalam pemahaman yang memungkinkan pesan apapun untuk dipahami sebagai suatu perlambangan yang utuh. Karena itu, dalam isotopilah makna mencapai keutuhannya. Adapun dalam sajak BDO ini dapat di temukan beberapa isotopi yang diharapkan dapat mendukung perolehan makna yang diharapkan. Adapun isotopi itu adalah; isotopi alam, manusia, perasaan, sifat, perbuatan, waktu, tempat, dan penghubung.

Isotopi alam
Ombak Aromanya
Laut Pudar
Badai

Isitopi manusia
Berkata-kataTahu
Aku(3)Cinta(2)
Belajar(2)Kegetiran
MenyimpanIzinkan

Isotopi perasaan
Cinta(2x)
Kegetiran
Kesetiaan
Dusta
setia

Isotopi perbuatan
Berkata-kata Kesetiaan Setia
Belajar(2x) Izinkan
Cinta Terpendam
Dihempas Punyai
Terungkap Dusta
Isotopi waktu
Selalu

Isotopi tempat
Di dalamnya(2x)
Atas
Ada
Bagian
Di

Isotopi penghubung
Dengan
Tapi
Yang
Dan(2x)
Di(3x)
Jika

Di dalam analisis ini terdapat delapan kelompok isotopi yang mendukung delapan motif. Yang dimaksud dengan motif adalah unsur yang terus menerus diulang dan beberapa motif dapat mendukung kehadiran tema. (Okke. 2002: 124) Jika kita melihat kelompok motif tersebut di atas, dapat dilihat isotopi yang menonjol adalah isotopi perbuatan yang disususul dengan isotopi manusia dan alam. Menonjolnya isotopi perbuatan hal ini menunjukkan motif utama pada puisi ini adalah aktifitas pada beberapa sisi terutama mengenai kesetiaan manusia hendaklah mencontoh pada ombak, jika kita melihat isotopi selanjutnya yaitu manusia dan alam. Dengan demikian perbuatan mencontoh alam (dalam hal ini ombak di laut) adalah yang harus dilakukan oleh manusia dalam puisi ini. Artinya ombak dijelaskan sebagai metafora kehidupan. Kata belajar yang disebut sebanyak tiga kali kemudian kata setia dan kesetiaan, seakan memetafor pada ombak yang selalu setia pada laut meskipun dia pergi dihempas badai dia akan tetap kembali surut ke dalam laut tak pergi kemanapun.
Selanjutnya, kehadiran isotopi perasaan pada kosa kata cinta dan kegetiran, kemudian disusul kata kesetiaan dan dusta merupakan paradoks sifat dan perasaan manusia yang terkadang hadir dengan hampir tak dapat dibedakan rasanya. Meskipun demikian, seperti halnya ombak meskipun hanya buih yang mungkin telah tercampur dengan kotoran laut, dia tetap kapasitasnya menjadi bagian dari laut. Seperti halnya pasangan kata paradoks dalam puisi ini tidak dapat dielakkan bagi penutur sebagai bagian yang memang sudah ada dalam kehidupan umat manusia. Bahkan hal tersebut menjadi warna kontras yang justeru memperindah kehidupan ini.
Begitu juga pada kosa kata bunga yang hadir dalam isotopi alam tak hilang aromanya meskipun di hempas badai, seolah memaknai kata bunga sebagai metafor dari perasaan cinta. Tak hilang aromanya meskipun dihempas badai dimaknai sebagai cinta yang hadir dengan kekuatan rasanya (jika bunga aromanya) akan selalu senantiasa memegang kekuatannya tersebut meskipun berbagai cobaan (dalam hal ini digambarkan badai yang menghempas) yang menerpa cinta. Kemudian puisi ini diakhiri dengan kalimat izinkan aku belajar setia, menjadi sebuah permintaan sang tokoh yang bersikukuh pada kekuatan hatinya untuk selalu menjaga dan setia pada cintanya meskipun diterpa berbagai cobaan.

Adapun isotopi waktu yang pada puisi ini hanya memiliki satu kata yaitu selalu pada kalimat dengan ombak laut selalu berkata-kata memiliki makna durasi yang tidak pernah terputus bahwa laut tanpa ada ombak sebagai bagian dari dirinya, maka laut menjadi sama halnya dengan danau, rawa atau kolam. Kata ombak yang selalu digunakan laut untuk berkata-kata, pada bahasan ini laut sebagai personifikasi bagi manusia yang memiliki hati, pikiran dan lidah sebagai alat untuk merasa, memikirkan, dan mengkomunikasikan rasa dan pikirannya dalam kata-kata melalui lidahnya. Sebagian isi laut yang dibawa melalui ombak dan diperlihatkan di tepi pantai seakan menjadi personifikasi manusia untuk mengungkapkan sebagian yang perlu diungkapkan dan menyimpannya sebagian sebagai rahasia.
Kehadiran isotopi tempat dan penghubung berfungsi sebagai penguat dari kalimat-kalimat yang hadir dalam puisi ini. Kata di dalamnya, atas, ada dan bagian dalam kalimat-kalimat yang hadir pada puisi ini menunjukkan penegasan dari lokasi kehadiran perasaan maupun benda yang ditulis dalam puisi ini. Kalimat di dalam cinta, misalnya. Menegasakan tentang sesuatu yang berkaitan dengan cinta yang hadir dan benar-benar menyatu kehadirannya dalam perasaan cinta itu. Lalu kata atas, ada dan bagian hal yang menunjukkan unsur-unsur yang hadir pada setiap objeknya.

Begitu juga dengan kosa kata yang hadir dalam isotopi penghubung diantaranya dengan, tapi, yang, dan, di dan jika adalah unsur-unsur yang digunakan untuk memperjelas bagian-bagian kata yang digunakan dalam puisi BDO ini agar dapat dipahami dan komunikatif. Dukungan kata-kata penghubung juga memperjelas situasi dan keadaan kata pada kalimat. Seperti pada kalimat yang dihadirkan di bait ke tiga Di dalam cinta ada kesetiaan dan dusta, kedua penghubung di dan dan menjadi penting kehadirannya sebagai penegas dari kalimat yang ada. Kalimat di dalam cinta menegaskan isi yang terkandung dalam perasaan cinta. Sedangkan kata kesetiaan dan dusta, penghubung dan hadir sebagai pemisah dari dua kosa kata yang bermakna paradoks tersebut, namun dalam eksistensinya tetap menjadi bagian dari cinta. Karena penghubung dan membawa kehadiran dua perasaan yang paradoks tadi dalam satu waktu dan tempat.
KESIMPULAN

Akhirnya, berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulakan bahwa ombak adalah metafor dari kehidupan yang dijalani manusia. Hal tersebut dapat disebut sebagai tema pertama. Kemudian telah dijelaskan pula aktifitas alam dalam hal ini ombak di laut, menyiratkan aktifitas tokoh yang ingin menirunya dan menjadikan ombak tersebut sebagai simbol kesetiaan, rahasia dan bahkan kegetiran. Adapun isotopi perbuatan yang hadir dominan dalam karya ini menunjukkan bahwa aktifitas alam menjadi sama halnya dengan aktifitas manusia. Hal ini seakan menyiratkan bahwa segala mahluk hidup yang ada di dunia ini termasuk manusia juga memiliki aktifitas yang boleh dikatakan sama yaitu dengan menggunakan perasaan, akal (insting pada hewan) dan juga kegiatan yang sesuai dengan caranya masing-masing. Aktifitas alam juga dapat dijadikan cerminan bagi kehidupan manusia, di mana mereka dengan kepasrahannya tunduk pada aturan dan takdir yang telah dituliskan pada alam.
















LAMPIRAN
Puisi karya Sitok Srengenge

BELAJAR DARI OMBAK
Dengan ombak laut selalu berkata-kata
Tapi tak terungkap yang terpendam di dalamnya
__ biarlah aku belajar menyimpan rahasia
Aku tahu, Sayangku
dua hal yang kau punya atas diriku:
cinta dan kegetiran
Di dalam cinta
ada kesetiaan dan dusta
keduanya menjadi bagian kehidupan
Sayangku, jika ada bunga
dihempas badai tak pudar aromanya
___ izinkan aku belajar setia Selengkapnya...

perilaku kolektif dan gerakan sosial

Diposkan oleh azmi muharam Rabu, Desember 10, 2008
PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL
PERILAKU KOLEKTIF
Pada umumnya warga masyarakat cenderung berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama, perilaku di forum atau di mimbar organisasi politik mengacu pada institusi di bidang politik, perilaku di ruang kuliah mengacu pada institusi di bidang pendidikan, perilaku pada upacara penyerahan maskawin dipengaruhi oleh institusi di bidang keluarga. Namun pada kenyataannya kadang kala sejumlah warga masyarakat secara berkelompok ataupun berkerumun menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada institusi yang ada.
Definisi perilaku kolektif seperti ditulis Yusron Razak (editor) dalam Sosiologi Sebuah Pengantar adalah sebagai berikut, Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial, menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson . Dapat kami simpulkan dari definisi-definisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah perilaku yang (1) dilakukan bersama oleh sejumlah orang (2) bersifat spontanitas dan tidak terstruktur (3) tidak bersifat rutin, dan (4) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku menyimpang karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang, bukan tindakan individu semata-mata. Bila seseorang melakukan pencurian di suatu toko, maka hal ini termasuk suatu perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah kota di Pulau Jawa pada tahun 1998 dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku kerumunan (crowd) dan gerakan sosial (civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya perilaku kolektif bisa bersifat benda, peristiwa maupun ide. Selengkapnya...

Pohon Oak/Ek

Beda halnya dengan pohon Oak atau ek yang merupakan nama dari beberapa ratus spesies pohon dan semak dalam genus Quercus dan beberapa genus yang berhubungan, terutama Cyclobalanopsis dan Lithocarpus. Genus ini berasal dari belahan bumi utara menyebar dari daerah lintang yang dingin sampai Asia yang tropis dan Amerika.
Pohon ini memiliki batang yang kokoh, daun yang rindang, teduh, dan memiliki kesan melindungi. Keberadaanya bagai oase di tengah padang gurun karena mampu melindungi manusia dari sengatan sinar matahari ataupun derasnya hujan yang menghantam.
Pohon Oak/ek tak peduli akan kerasnya hantaman angin. Karena ia didukung oleh daya tahan batang dan cabang-cabangnya yang kuat.
meskipun angin menghembus dari arah barat, utara, selatan, timur, ia tak peduli. Tetap tegar berdiri, melawan angin.
Bila manusia diibaratkan seperti pohon Oak, maka yang terjadi adalah seseorang yang memiliki prinsip yang teguh. Yang tak mudah dihantam hembusan angin pemikiran, ghazwul fikr, dan semacamnya. Mengapa ? Karena ia punya dasar karakter yang kuat dan keyakinan yang teguh bahwa apa yang menjadi prinsip hidup dan pedoman yang melandasinya adalah benar.
Ia takkan mudah dipengaruhi orang dan kalaupun bisa, akan butuh perjuangan keras untuk melakukannya. Sekilas kita akan memandangnya sebagai orang yang keras kepala. Namun, jika direnungkan lebih jauh kemampuan mempertahankan pendapat yang ia miliki dan daya tahannya terhadap terpaan arus pemikiran dari luar akan membentuknya menjadi pribadi yang kuat. Pribadi yang tangguh….
di hutan lagi ricuh
tetumbuhan pun tegang
ada konflik diantara para makhluknya
pohon maple menginginkan cahaya lebih banyak
pohon oak, yang tinggi besar, menolak request tesebut.
pohon maple yakin akan permintaan mereka, mereka yakin mereka benar
“pembagian cahaya di hutan tidak seimbang”
“pohon oak terlalu besar dan angkuh, dan mengambil semua cahaya yang datang”
bagi pohon oak, takdir mereka adalah bentuk kehidupan normal dan mereka wajib menikmatinya selagi bisa
mereka bingung, mengapa pohon maple bisa-bisanya menjadi sangat tidak nyaman dengan ekosistem, dan menggerutu, menghujat, dibalik bayang-bayang besar para oak.
“kealamian bukan untuk ditentang”
di hutan lagi rusuh
dan, penghuni lainnya pada minggat
ketika pohon maple berteriak “opresi” dengan urat melotot di kening
dan para oak menggelengkan kepala sambil tersenyum, mengibaskan daun-daunnya yang subur
lantas, kaum maple merangkai bunga koalisi
dan menuntut haknya atas cahaya, seraya berkata “kaum oak sangat tamak, kami akan membuat mereka memberikan cahaya”
hebat…
akhirnya, para maple pun memenangkan haknya,
mendapat cahaya lebih baik, lebih banyak dan lebih layak
dan aturan baru pun dirilis
tidak ada lagi opresi cahaya
kini, mereka sama, mereka sejajar
mereka equal, berada pada titik equlibrium
mereka akan terus mendapat perlakuan sama dari kapak dan gergaji
dan menangis bersama raungan gergaji mesin
Bunga lily itu beda dengan bunga lainnya. Warna putihnya terlihat suci. Kelopaknya yang besar dan mengecil, melengkung dengan indah dan anggun. Setiap memekar, selalu terbuka sempurna dan penuh keteguhan hati. Harumnya terasa lembut, membuat hati terasa tenang.

Coba sandingkan bunga lily dengan bunga lainnya, bunga lily takkan mencolok dan menyita perhatianmu, sebaliknya justru menyokong dan melembutkan penampilan bunga lainnya sehingga terlihat keindahan sempurna. Buket tanpa bunga lily, hanya akan menjadi kontes bunga cantik. Tidak tertangkap keindahan keseluruhannya.

Waktu hidup bunga lily juga lebih lama dari yang lainnya. Kuat bertahan lebih lama dan wanginya lebih lama. Dan harganya yang jauh lebih mahal dari bunga lainnya, memang sepadan dengan kualitas dan keindahannya. Hanya yang terpilih dan mampulah yang bisa memilikinya.

Bunga lily adalah bunga orang dewasa, bunga yang anggun dan penuh kekuatan hasrat hidup seorang wanita. Itu yg membedakannya dengan bunga melati, yang memberikan ketenangan untuk mengantar kepergian orang terkasih, meskipun sama - sama putih.

Aku paling suka bunga lily putih. Dan aku mencari pendamping yang seperti bunga lily putih.
Lalu..., apa katamu tadi waktu kutanyakan "apa nama bunga kesukaanmu?"...
Lily..berwarna putih.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini aku melihat buket bunga lily di depan kaca,
membuatku teringat seuntai pertanyaan..
yang selalu terulang di kepalaku dengan nada yang sama..
"Apa katamu tadi waktu kutanyakan nama bunga kesukaanmu?"
Membuatku tersenyum dan tersenyum lagi.

Pic by Steven N. Meyers



reply
mbakari wrote on Aug 13, '06
Bunga kelahiran bulan Mei, lily of the valey
Khasiatnya Mengatasi Batuk
Bunga lili dikenal dengan bentuk khasnya yang cantik. Bunga lili berbentuk corong dan biasanya berwarna putih, tp dengan adanya perkembangan teknologi maka sudah banyah dilakukan mutasi gen, sehingga bunga lily bias menampilkan warna yang lebih beragam. Karena keindahannya, bunga lili Lilium formosanum seringkali ditanam sebagai tanaman hias atau bunga potong.
Tumbuhan lili termasuk herba yang mempunya umbi lapis yang tingginya sekitar 0,5 sampai 1,3 meter. Lili adalah tumbuhan yang aslinya berasal dari Tiongkok atau Jepang. Biasanya tumbuhan ini hidup dengan baik di daerah pegunungan.Tak banyak yang paham bahwa dibalik keindahannya, bunga lili memiliki khasiat obat. Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat I, sifat kimiawi dari bunga lili adalah dingin, manis, dan agak pahit. Efek farmakologis yang dikandung tumbuhan ini adalah sebagai obat batuk (antitusif) dan penenang (sedatif). Beberapa penyakit yang bisa diatasi bunga lili adalah batuk, bengkak dan bisul, amandel, radang saluran nafas, radang paru-paru, asma, sakit lambung, diare kronis, sakit perut setelah melahirkan, jerawat, dan lain-lain.
Jika mengalami batuk (tussis), 10 gram umbi bunga lili, 10 gram kulit jeruk mandarin kering, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan 5 gram umbi anggrek tanah, diaduk, lalu diminum selagi hangat. Jika batuk karena influenza, 10 gram umbi bunga lili ditambah 5 gram daun menthol kering dan 7 lembar daun sirih, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 ss, disaring, lalu diminum selagi hangat.
Untuk mengatasi batuk rejan (pertussis), 15 gram umbi bunga lili dan gula merah secukupnya direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu airnya diminung selagi hangat. Jika mengalami radang saluran nafas (bronkhitis), 10 gram umbi bunga lili, 5 gram kulit jeruk mandarin kering dan 15 gram daun cempaka putih, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat. Selengkapnya...

ilmu yang indah

Mengapa ilmu yang sangat indah ini,
yang menghemat kerja dan membuat hidup lebih mudah,
hanya membawa kebahagiaan yang sangat sedikit?
Ilmu yang seharusnya membebaskan kita dari pekerjaan yang melelahkan
spiritual malah menjadikan manusia budak-budak mesin.
Jawaban yang sederhana adalah karena kita belum lagi belajar
bagaimana menggunakannya secara wajar. (Albert Einstein)

KETIKA The Little Boy dan The Fat Man, dua bom atom AS, membubungkan
cendawan merah di langit Kota Hiroshima dan Nagasaki tepat 59 tahun
lalu yang diperingati pekan lalu, siapa pun akan miris
membayangkannya. Wajah murka teknologi tampil beringas.
Sorotnya bukan cuma telah membumihanguskan kota logistik nan cantik
Hiroshima, melainkan juga menebarkan paparan radiasi tinggi kepada
penduduknya. Lalu ribuan orang mati terpanggang dan terkena efek
somatik-genetik radiasi pengion.
Kemanusiaan kita pasti menyesalkan tragedi itu. Namun, seberapa jauh
kita bisa belajar dari peristiwa ini, menyikapi sains dan teknologi
secara arif? Ini adalah pekerjaan rumah kita.
Sains dalam praksis
Pasalnya, sains telah berkembang dengan sangat pesat. Ia yang semula
terikat pada spiritualitas, terus bergeser ke arah praksis. Sains
yang awalnya lebih merupakan aktivitas mental primum vivere, deinde
philosophari (berjuang dulu untuk hidup baru setelah itu berfalsafah)
telah menjelma dalam praksis sebagai "penjelas" (explain)
dan "peramal" (predict) fenomena alam.

Sejarah memperlihatkan, sains dan teknologi tidak serta-merta membawa
kebahagiaan dan membuat hidup lebih mudah. Penyelewengan teknologi
telah menjungkirbalikkan nilai manfaat itu. Karenanya teknologi
secara aksiologis perlu dikendalikan etika manusiawi agar penyesalan
Einstein di atas menjadi bermakna. Perlu adanya suatu kearifan
teknologi, yakni kearifan bagaimana menggunakan teknologi secara
wajar agar ia membawa berkah, bukan bencana.
Inilah yang perlu direnungkan saat memperingati tragedi Hiroshima-
Nagasaki.

Saya bukan seorang pelajar perkembangan sejarah ilmu dan teknologi,
namun sedikit banyak mengetahui mengenai sejarah perkembangan
teknologi nuklir serta aplikasinya.
Niscaya kekecewaan Einstein berkaitan dengan keterlibatannya dalam
upaya meyakinkan Presiden Roosevelt untuk memulai Manhattan Project
yang melahirkan bom atom dan berakibat digunakannya bom atom untuk
mengakhiri Perang Dunia ke-2. Kebetulan penemuan fisi nuklir oleh
Meitner dan Hahn serta Strassman terjadi pada tahun 1938, menjelang
pecahnya Perang Dunia ke-2 tersebut. Justru karena kekhawatiran akan
dikembangkannya senjata nuklir oleh pihak Nazi Jerman ketika itu,
maka Einstein membubuhkan tanda-tangannya pada surat kepada Presien
Roosevelt. Lahirlah Manhattan Project.
Ternyata kemudian, bahwa para ilmuwan Jerman menahan diri dalam
pengembangan senjata nuklir, sadar akan kebengisan Hitler. Namun hal
ini tidak diketahui oleh para ilmuwan Barat.
Setelah Perang Dunia ke-2 usai, sekali lagi dunia diliputi oleh
kecemasan: dengan pertarungan Barat lawan Timur, Amerika Serikat dan
sekutunya lawan Uni Sovyet dan sekutunya. Hal ini berlangsung selama
1945-1989. Pertarungan ini tampaknya sangat mereda sesudah jatuhnya
tembok Berlin dan pecahnya Uni Sovyet. Kini, tinggallah
senjata-senjata nuklir yang masih dimiliki oleh negara adikuasa, yang
jumlahnya membuat kita merinding dan berkeringat dingin. Ditambah
lagi dengan beberapa negara baru yang juga memiliki kemampuan untuk
memproduksi senjata nuklir.
Cukup alasan kiranya ucapan Einstein, bahwa umat manusia belum lagi
mampu mengelola ilmu dan teknologi semata-mata untuk kesejahteraan
manusia.

Dengan demikian, maka kelahiran ilmu dan teknologi nuklir yang
bertepatan dengan Perang Dunia ke-2 merupakan warisan kita umat
manusia agar lebih arif dalam membina hubungan antar-bangsa.
Seyogyanya negara adikuasa senantiasa mempergunakan forum PBB untuk
memecahkan persoalan-persoalan penting, dan janganlah mau menang
sendiri. Apalagi untuk kepentingan politik domestik yang sempit. Selengkapnya...

Konsep Diri

Ditulis oleh Rizki Mulya Rahman
Rabu, 17 Juni 2009 22:00
Pengertian Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Menurut Rogers konsep diri merupakan konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari ’diri subjek’ atau ’diri objek’ dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antar ’diri subjek’ diri objek’ dengan orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-perseepsi ini (Lindzey & Hall, 1993;201).
Jika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini menunjukan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya untuk melihat dirinya sebaimana ia lakukan terhadap objek-objek lain. Diri yang dilihat, dihayati, dialami ini disebut sebagai konsep diri (Fitts, dalam Agustiani, 2006:139).
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Gambaran fisik diri menurut Hurlock, terjadi dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.
Menurut Hurlock (1978:238), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan ‘good self esteem’, ‘good self confidence’, dan kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positip terhadap segala sesuatu.
Sebaliknya konsep diri yang negatif menurut Hurlock (1978:238) akan muncul jika seseorang mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup.
Jadi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. Konsep diri penting dalam mengarahkan interaksi seseorang dengan lingkungannya mempengaruhi pembentukan konsep diri orang tersebut.

Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri tidak dibawa sejak lahir tetapi secara bertahap sedikit demi sedikit timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu. Konsep diri manusia terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru lahir tidak memiliki konsep diri karena mereka tidak dapat membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. Menurut Allport (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21) bayi yang baru lahir tidak mengetahuui tentang dirinya.
Rahmat (2000: 100), menjelaskan bahwa konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tapi juga penilaian diri anda tentang diri anda. Jadi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Adanya proses perkembangan konsep diri menunjukan bahwa konsep diri seseorang tidak langsung dan menetap, tetapi merupakan suatu keadaan yang mempunyai proses pembentukan dan masih dapat berubah.

Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain:
a. Usia
Konsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).
b. Inteligensi
Inteligensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula sebaliknya (Syaiful, 2008).
c. Pendidikan
Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika prestisenya meningkat maka konsep dirinya akan berubah (Syaiful, 2008).
d. Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi Darmayekti, 2006:21).
e. Hubungan Keluarga
Seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
f. OrangLain
Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda mengenal diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Sullivan (dalam Rakhmat, 2005:101) menjelaskan bahwa individu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya, ia akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. Miyamoto dan Dornbusch (dalam Rakhmat, 2005:101) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek sampai yang paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain terhadap dirinya. Dengan skala yang sama mereka juga menilai orang lain. Ternyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain, cenderung memberikan skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya. Artinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya.
g. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Yaitu kelompok yang secara emosional mengikat individu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya. Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105), ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Sebaliknya, orang yang memilikii konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
1) Kemampuan mengatasi masalah.
2) Merasa setara dengan orang lain.
3) Menerima pujian tanpa rasa malu.
4) Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5) Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Hamachek (dalam Rahmat, 2000: 106) menyebutkan 11 karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif:
1. Meyakini betul nilai-nilai dan prinsip-psinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. Tapi ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah.
2. Mampu bertindak berdasarkan penelitian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih-lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya.
3. Tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang.
4. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kagagalan atau kemunduran.
5. Merasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya.
6. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya.
7. Dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah.
8. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula.
10. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.
11. Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain. Selengkapnya...