;
headline photo

METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN PLS METODE MERESPON MEDIA

Selasa, 20 April 2010

1. Silmulasi
a. Deskripsi Singkat Dan Tujuan Penggunaan
silmulasi adalah cupikan dari situasi kehidupan nyata yang diangkat ke dalam kegiatan belajar. Silmulasi merupakan teknik yang diorganisasi secara baik oleh para warga belajar.
Di dalam perencanaan teknik ini terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan.
1) silmulasi disusun sederhana dan dapat dilaksanakan oleh peserta sehingga silmulasi tidak lebih kompleks dari situasi nyata.

2) silmulasi itu mesti didasarkan atas kebutuhan dan tujuan yang dinyatakan oleh para warga belajar.

Sebuah silmulasi mencakup tiga hal yaitu:
1) fungsi : menunjukkan tingkah laku peserta dalam situasi yang disiapkan secara khusus
2) fungsi: menunjukkan tingkah laku peserta dalam situasi yang disiapkan secara khusus
3) peranan: hubungan tertentu berdasarkan kedudukan (status) seseorang dalam situasi khusus tersebut.
4) Proses pengabilan keputusan dalam silmulasi dilakukan oleh para peserta sesuai dengan fungsi dan peranannya.

Silmulasi adalah kegiatan belajar yang waktunya relative panjang dan dapat melibatkan kegiatan-kegiatan lain seperti diskusi, wawancara, dan penyampaian laporan . silmulasi seolah-olah sebuah drama yang mengandung masalah yang mesti dipecahkan.

b. Langkah-Langkah Penggunaan
1) sumber belajar, bersama warga belajar memilih dan menyusun cuplikan suatu situasi kehidupan nyata. Selanjutnya, sumber belajar mempelajari silmulasi untuk menentukan fungsi, peran dan proses yang akan dilakukan. Ia mengidentifikasi masalah-masalah untuk dijelaskan kepada para warga belajar.
2) Sumber belajar menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik silmulasi. Sumber belajar menerangkan aturan-aturan peran, kedudukan dan fungsi masing-masing peserta.
3) Sumber belajar menjelaskan masalah-masalah yang telah ada dalam cuplikan itu sehingga para warga belajar berpikir untuk menghubungkan masalah yang diungkapkan dalam silmulasi dengan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan mereka.
4) Sumber-sumber memilih dan memotivasi beberapa untu melakukan peran-peran dalm silmulasi.
5) Sumber belajar atau salah seorang warga belajar memimpin diskusi tentang proses dan hasil silmulasi untuk memperoleh:
a) masalah dan pemecahan baru yang akan berhubungan dengan masalah yang diangkat dalam situasi itu.
b) Kontribusi hasil silmulasi terhadap kehidupan nyata para warga belajar atau masyarakat.
c) Kegiatan tindak lanjut yang mungkin dapat dilaksanakan.
d) Mengevaluasi penggunaan teknik silmulasi.

c. Keunggulan Dan Kelemahan
Keunggulan
1) kegiatan silmulasi lebih dekat dengan masalah kehidupan nyata para warga belajar
2) dapat mendorong warga belajar untuk berpikir tentang masalah dalam kehidupan nyata dan berusaha untuk memecahkannya.
3) Kegiatan belajar lebih menarik karena dihubungkan dengan peran-peran dalam kehidupan
4) Mendorong tumbuhnya kerja sama para warga belajar dalam menghadapi maslah.


Kelemahann
1) membutuhkan persiapan untuk identifikasi permasalahan dari kehidupan nyata para warga belajar.
2) Tidak mudah mencuplikkan situasi kehidupan nyata yang dapat menarik minat semua peserta.
3) Penyesuaian terhadap peran-peran orang lain membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi.
4) Kadang-kadang kegiatan dapat menyita waktu lebih lama dari yang ditetapkan sebelumnya.

d. Kapan Teknik Ini Digunakan
Silmulasi tepat digunakan untuk memperoleh informasi baru dan untu meningkatkan kesadaran peserta terhadap masalah yang dihadapi bersama dan untuk mendorong semangat mereka dalam memecahkan masalah tersebut. Para peserta diharapkan bersikap kritis terhadap kehidupan nyata setrta timbul keinginannya untuk memperbaiki keadaan, memcahkan masalah dan menghindarkan factor-faktor penyebab timbulnya masalah. Demikian pula para peserta akan lebih terlibat di dalam proses kegiatan dan akan lebih meningkatkan pemahamannya terhadap lingkungan kehidupan nyata. Mereka akan mempelajari cara-cara menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam masyarakat.
Sebagai teknik kegiatan belajar, silmulasi menyuajikan situasi tiruan dari kehipan nyata. Untuk menghadapi dan memecahkan masalah, beberapa kemungkinan tindakan dapat dilakukan tnpa resiko atau akibat yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi dalam situasi kehidupan sebenarnya.

2. Bermain Peran
a. Deskripsi Singkat Dan Tujuan Penggunaan Kelompok Kerja
Teknik bermain peran adalah suatu teknik kegiatan belajar yang menekankan pada kemampuan penampilan warga belajar untuk memerankan suatu status dan fungsi pihak-pihak lain yang terdapat pada dunia kehidupan. Dengan bermain pern ini diharapkan agar para warga belajar memperoleh pengalaman yang diperankan oleh pihak-pihak lain. Teknik ini dapat digunakan untuk meransang pendapat warga belajar dan menemukan kesepakatan bersama tentang ketepatan, kekurangan dan pengem bangan peran-peran yang dialami atau diamati.
Tujuan penggunaan teknik ini antara lain adalah untuk mengenal peran-pera dalam dunia nyata kepada warga belajar. Setelah mereka mengenal peran-perab tadi maka mereka dapat memahami kebaikan dan kelemahan perean-peran tersebut serta dapat pula mengajukan alternative untuk mengembangkan peran-peran yang ditampilkan dalam kegiatan belajar.

b. Langkah-Langkah Penggunaan
1) Sumber belajar, bersama warga belajar menyiapkan bahan belajar berupa topik yang akan dibahas. Topik ini hendaknya mengandung peran-peran berupa topic yang ada dalam situasi tertentu.
2) Sumber belajar bersama warga belajar mengidentifikasi dan menetapkan peran-peran berdasarkan kedudukan dan tugas masing-masing pimpinan
3) Sumber belajar membantu warga belajar untuk menyipakan tempat, waktu dan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
4) Sumber belajar membantu warga belajar untuk melaksanakan permaiana peran dengan:
(a) menjelaskan tujuan dan langkah-langkah permainan peran, sedangkan warga belajar memperhatikan, bertanya dan mencatat hal-hal yang dipandang perlu mengenai penjelasan dari sumber belajar.
(b) Para warga belajar dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama memainkan peran dan kelompok kedua sebagai pengamat. Kelompok pertama duduk dikursi lingkaran dalam dan kelompok kedua dilingkaran luar, atau kelompok pertama berada diluar kelompok kedua asal saja dapat diamati oleh kelompok kedua.
(c) Sumber belajar menjelaskan tugas masing-masing kelompok selama kegiatan belajar berlansung
(d) Kelompok pengamat menyiapkan diri dan apabila perlu mencatat hasil pengamatan pada format khusus.
(e) Selesai bermain peran, para warga belajar dibantu oleh sumber belajar membahas hasil pengamatan kelompok pengamat.
5) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan penilaian terhadap proses dan hasil penggunaan teknik ini.

c. Keunggulan Dan Kelemahan
Keunggulan
(1) peran yang ditampilkan warga belajar dengan menarik akan segera mendapatkan perhatian warga belajar lainnya.
(2) Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompokbesar mupun kelompok kecil.
(3) Dapat membantu warga belajar untuk memahami pengalaman orang lain yang melakukan peran.
(4) Dapat membantu warga belajar untuk menganalisis dan memahami situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam bermain peran.
(5) Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri warga belajar untuk berperan dalam menghadapi masalah.
Kelemahan
(1) kemungkinan adanya warga belajar yang tidak menyenangi memainkan peran tertentu.
(2) Lebih menekankan terhadap masalah dari pada terhadap peran.
(3) Mungkin akan terjadi kesulitan dalam penyesuaian diri terhadap peran yang harus dilakukan.
(4) Mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memerankan sesuatu dalam kegiatan belajar.
(5) Bermain peran terbatas pada beberapa situasi kegiatan belajar.

d. Kapan Teknik Ini Digunakan
Teknik bermain peran tepat digunakan apabila kegiatan belajar menekankan keterlibatan lansung para warga belajar dalam situasi dan masalah yang dihadpi noleh berbagai pihak yang memilki kedudukan, latar belakang, dan tugas yang berbeda-beda. Teknik bermain peran dapat digunakan pula apabila warga belajar perlu memahami lebih banyak tentang pandangan dan tindakan yang berbeda-beda atau berlawanan.

3. kelompok kerja.
a. Pengertian
pengertian kelompok kerja menurut Robbins adalah; “two or more individuals, interacting and interdependent, who come together to achieve particular objectives.” (Kelompok terdiri dari dua atau lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu.)
Sedangkan Schein mengatakan bahwa kelompok adalah:“any number of people who interect with one another, are psychologically awere of one another, and perceive themselves to be a group.” (Kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain yang secara psikologikal sadar satu sama lain, dan mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok.)
Dari definisi kelompok yang dikemukakan oleh Robbins dan Schein dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain sekaligus mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok yang datang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan strukturnya, kelompok kerja dapat dibedakan menjadi:
1) kelompok formal
Kelompok formal diberi batasan oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas dan tanggung jawab tertentu, yang pelaksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi keseluruhan organisasinya


Kelompok formal dapat dibedakan menjadi:
a) kelompok komando
Kelompok komando adalah kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasinya, terdiri dari para bawahan yang melapor secara langsung kepada seorang manajer tertentu
b) kelompok tugas.
. kelompok tugas adalah kelompok yang ditentukan oleh organisasi yang terdiri dari tenaga kerja yang bekerja bersama untuk menyelesaikan pekerjaan. kelompok tugas dapat terdiri dari tenaga kerja yang berasal dari satuan-satuan kerja lain dalam organisasi dan hanya bersifat sementara
2) kelompok informal..
Kelompok informal adalah kelompok dimana tidak adanya batasan dari struktur organisasi. Kelompok informal terjadi secara spontan antara sejumlah tenaga kerja sebagai jawaban terhadap kebutuhan tertentu dari mereka.
Ditinjau dari berasalnya para anggota, kelompok informal dapat dibedakan menjadi:
1) kelompok informal mendatar. Pada kelompok informal mendatar, para anggotanya berasal dari pekerjaan pada satuan kerja yang sama dan/atau berbeda yang terletak pada taraf atau tingkat organisasi yang sam a.
2) kelompok informal tegak. kelompok informal yang tegak, para anggotanya berasal dari pekerjaan pada taraf atau tingkat organisasi yang berbeda-beda.
3) kelompok informal acak. kelompok informal acak, para anggotanya berasal dari pekerjaan pada satuan kerja yang sama dan/atau berbeda yang terletak pada tingkat organisasi yang sama dan/atau berbeda.

Berdasarkan alasannya menjadi anggota, kelompok informal dapat dibedakan menjadi:
1) kelompok minat atau kepentingan
Pada kelompok informal berdasarkan minat atau kepentingan, para anggotanya memiliki minat atau kepentingan yang sama. Misalnya minat pada bidang olahraga yang sama, minat pada kesenian yang sama, dan lain-lain. Dapat juga para anggotanya mempunyai kepentingan yang sama. Misalnya masing-masing anggotanya merasa perlu mendalami atau menguasai keterampilan khusus yang sama yang dirasakan perlu untuk masa depan mereka
2) kelompok persahabatan..
Sedangkan pada kelompok informal persahabatan para anggotanya merasa saling tertarik, merasa saling cocok dengan ciri, dan sifat yang dimiliki masing-masing. Mereka memiliki nilai, pandangan, dan kebiasaan yang sama. Misalnya gank-gank pada remaja-remaja dan mahasiswa.

4. Lokakarya
Model Lokakarya (workshop/bengkel kerja) adalah wahana atau forum sekumpulan orang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan suatu karya. Apa yang dihasilkan dalam suatu lokakarya adalah sesuatu yang nyata (konkret), dapat diamati (observable), real (tangible). Karena itu, orientasi lokakarya adalah pada praktik, dan bukan pembahasan teoritis.




0 Komentar::

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥