;
headline photo

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Sabtu, 23 Januari 2010

Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar. Keterampilan dasar mengajar ini adalah merupakan panduan pengajaran mikro dengan menggunakan perangkat Sydney Micro Skills (1973).

Keterampilan Dasar Mengajar ini adalah :
1. Keterampilan Bertanya
2. Keterampilan Memberi Penguatan
3. Keterampilan Mengadakan variasi
4. Keterampilan Menjelaskan
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
6. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
7. Keterampilan Mengelola Kelas
8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

8 Keterampilan Mengajar
Juni 13, 2009 — Wahidin
Turney (1973) mengemukakan 8 (delapan) keterampilan dasar mengajar, yakni:
Pertama, keterampilan bertanya yang mensyaratkan guru harus menguasai teknik mengajukan pertanyaan yang cerdas, baik keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut
Kedua, keterampilan memberi penguatan. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian.
Ketiga, keterampilan mengadakan variasi, baik variasi dalam gaya mengajar, penggunaan media dan bahan pelajaran, dan pola interaksi dan kegiatan
Keempat, keterampilan menjelaskan yang mensyaratkan guru untuk merefleksi segala informasi sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Setidaknya, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materi, sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa, serta diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
Kelima, keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam konteks ini, guru perlu mendesain situasi yang beragam sehingga kondisi kelas menjadi dinamis.
Keenam, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Hal terpenting dalam proses ini adalah mencermati.aktivitas siswa dalam diskusi.
Ketujuh, keterampilan mengelola kelas, mencakupi keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, serta pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Kedelapan, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, yang mensyaratkan guru agar mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasi-kan, membimbing dan memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksana-kan kegiatan belajar-mengajar.
sumber : dibaca dari Buku Pengelolaan Kelas/Drs. ade rukmana, Asep sunary S.Pd, Mpd.

8 Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang sangat kompleks dan bersifat generik yang memerlukan latihan secara bertahap dan sistematis untuk menguasainya. Untuk keperluan latihan keterampilan ini dapat dipilah-pilah, tetapi pada akhirnya harus diterapkan secara utuh dan terintegrasi.

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Pendapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan oleh semakin banyak orang. Sebaliknya, mengajar adlah perbuatan yang kompleks yaitu penggunaan secara integrative sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud ditandai oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan, sedangkan aplikasinya terjadi secara unik, dalam arti secara simultan dipengaruhi oleh semua komponen belajar-mengajar: tujuan yang ingin dicapai atau seperti telah dikemukakan di atas, pesan yang ingin disampaikan, subyek didik, fasilitas dan lingkungan belajar dan tidak kalah pentingnya, guru sendiri, dalam arti keterampilan, kebiasaan serta wawasannya tentang diri dan misinya sebagai pendidik.
Untuk menciptakan suasana siap mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usah-usaha memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang siap mental untuk belajar semacam itu adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, pengetahuan masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang perhatian dan motivasinya telah timbul Nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan kualiatas responnya tinggi, adanya pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.
. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Dengan demikian, kegiatan membuka dan menutup pelajaran itu tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang dipakai atau memberi tugas rumah. Kegiatan-kegiatan itu memang harus dikerjakan oleh guru tetapi bukan merupakan bagian dari usaha membuka dan menutup pelajaran. Sebaliknya yang menjadi pusat perhatian dalam membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi pelajaran.


KEMUNGKINAN PENGGUNAAN DALAM KELAS

Kemungkinan penggunaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam proses belajar-mengajar, sangat erat berkaitan dengan tujuan prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran yang diuraikan berikut ini:

1. Tujuan
Kegiatan membuka dan menutup pelajran yang dilakukan dengan baik akan berpengaruh poeitif terhadap proses dan hasil belajar-mengajar. Pengaruh positif itu antara lain:
- Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi tugas yang akan dikerjakan
- Mengetahui batas tugas yang akan dikerjakan
- Mempunyai gambaran jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari pelajaran
- Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari
- Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan atau konsep yang tercakup dalam suatu pristiwa.
- Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.

2. Prinsip Penggunaan
Sebagaimana keterampilan mengajar lainnya, ada prinsip-prinsip yang mendasari penggunaan komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran yang harus dipertimbangkan oleh guru. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:
- Bermakna
Dalam usaha menarik perhatian atau dalam memotivasi, guru hendaknya memilih yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran. Cara atau uasaha yang sifatnya dicari-cari atau dibuat-buat hendaknya dihindarkan. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran mungkin sementara bisa memikat siswa tetapi gagal di dalam mewujudkan kelangsungan penguasaan pelajaran.

- Berurutan dan berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuholeh guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian dari kesatuan yang utuh. Dalam mewujudkan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini perlu diusahakan suatu susunan yang tepat, berhubungan dengan minat siswa, ada kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya, atau ada kaitannya dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

• KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

A. Membuka Pelajaran
Awal pelajaran atau awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen keterampilan membuka pelajaran itu meliputi : menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasI, materi acuan dan membuat kaitan. Tiap komponen terdiri dari beberapa kelompok aspek dan kegiatan yang saling berhubungan. Sebagai keterampilan maka sifatnya integrative dan ada beberapa komponen yang tumpang tindih. Komponen-komponen dan aspek-aspeknya itu adalah sebagai berikut.

1. Menarik Perhatian Siswa
Cara yang dapat dipergunakan :
a. Gaya Mengajar Guru
Perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan memvariasikan gaya mengajar guru.
Contoh: guru memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran. Kali ini guru berdiri di tengah-tengah kelas untuk bercerita atau menyampaikan informasi awal mengenai materi yang akan diajarkan, pada kesempatan lain mungkin guru berdiri di belakang atau di muka kelas lalu bercerita dengan ekspresi wajah yang meyakinkan.

b. Penggunaan Alat Bantu Mengajar
Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar seperti gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa. Dengan digunakannya alat-alat bantu mengajar itu, disamping dapat menarik perhatian siswa, dapat pula menimbulkan motivasi dan memungkinkan terjadi kaitan antara hal yang telah diketahui dengan hal baru yang akan dipelajari.

c. Pola Interaksi Yang Bervariasi.
Variasi pola interaksi guru-siswa yang biasa, seperti guru menerangkan siswa mendengarkan atau guru bertanya siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu agar siswa dapat tertarik perhatiannya guru hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Seperti misalnya, guru memberi perintah siswa mengerjakan perintah itu, siswa berinteraksi dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok kecil atau dalam suatu eksperimen, guru mengemukakan masalah yang menarik ke seluruh kelas lalu siswa diminta mengemukakan pendapat mereka, atau guru menunjukkan barang yang bisa ditonton seperti model-model yang ada manfaatnya lalu siswa diminta untuk melihatnya secara bergiliran baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri.

2. Menimbulkan Motivasi
Sedikitnya ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi siswa, yaitu :

a. Dengan Hangat dan Antusias
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat dan hangat. Sebab sikap yang demikian itu dapat menimbulkan faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.

b. Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Guru dapat meningkatkan motivasi siswa dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan pada siswa. Misalnya, dengan menceritakan pada siswa sejarah phytagoras yang dapat menimbulkan pertanyaan, menunjukkan suatu gambar atau mendemonstrasikan suatu peristiwa. Lalu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan cerita, gambar, atau peristiwa tersebut. Cara-cari ini sangat baik untuk menimbulkan motivasi siswa.

c. Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk menimbulkan motivasi siswa, guru dapat melontarkan ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari
Contoh : kita tahu bahwa segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga sisi, Lalu mengapa tower seluler dibangun oleh kumpulan segitiga-segitiga?

d. Dengan Memperhatikan Minat Siswa.
Menyesuaikan topik pelajaran dengan minat siswa karena motivasi dan minat dipengaruhi oleh faktor-faktor jenis kelamin, umur, sosial ekonomi dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam menentukan aktivitas yang harus dipilih oleh guru bagi siswa suatu sekolah perlu dipertimbangkan faktor-faktor tersebut. Misalnya, siswa tersebut menganalisis bangunan yang ada di sekitar mereka, atau kendaraan-kendaraan yang lewat, dan sebagainya adalah sangat menarik minat mereka.

3. Memberi Acuan (Structuring)
Yaitu usaha untuk mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran tersebut.
Untuk itu cara yang dilakukan adalah :
a. Mengemukakan tujuan dan batas tugas
Guru hendaknya terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
Contoh : misal ada tiga buah gambar segitiga siku-siku dengan posisi sisi miring yang berbeda di tiap segitiga. Siswa disuruh mengamati ketiga gambar segitiga tersbut dan menyimpulkan apa yang dilihatnya.
b. Menyarankan Langkah-Langkah Yang Akan Dilakukan
Tujuannya adalah agar dalam pelajaran siswa akan terarah usahanya dalam mempelajari materi dan tugas jika guru memberi saran dan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan misalnya :
Guru : tugas kalian adalah membuktikan rumus volum kerucut. Langkah yang harus dikerjakan adalah:
- Buatlah model kerucut tanpa bidang alas dari kertas karton
- Buatlah model tabung dari kertas manila
- Isilah kerucut sampai penuh denagn pasir/beras
- Tuangkan beras/pasir tersebut ke model tabung
- Ulangi kegiatan tersebut sampai tabung penuh dengan pasir/beras
- Apa yang dapat anda simpulkan?

c. Mengingatkan Masalah Pokok Yang Dibahas
Dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat suatu konsep, tanda, media, hewan dan lain-lain.
Selain itu siswa perlu diingatkan untuk menemukan hal negatif yang hilang atau kurang lengkap.
Contoh : Periksalah bangun-bangun datar berikut ini. Tentukan bangun datar mana yang termasuk ke dalam jajar genjang. Dan jelaskan mengapa bangun datar yang lain tidak termasuk ke dalam jajar genjang?

d. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan diajukan guru sebelum mulai menjelaskan materi pelajaran akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari.
Contoh : Sebelum mulai mempelajari tentang mean, median dan modus, guru akan menanyakan tentang data tunggal untuk membantu siswa memahami dari mean, median, dan modus tersebut (apersepsi).
4. Membuat Kaitan
Jika guru akan mengerjakan materi baru perlu menghubungkan dengan hal yang telah dikenal siswa atau pengalaman atau minat dan kebutuhanya untuk mempermudah pemahaman. Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman, minat dan kebutuhan inilah yang disebut dengan bahan pengait.
Contoh : Usaha guru untuk membuat kaitan.
a. Permulaan pelajaran guru meninjau kembali sejauh mana materi sebelumnya telah dipahami dengan mengajukan pertanyaan atau merangkum inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
b. Guru membandingkan atau mempertentangkan dengan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui. Hal ini dilakukan jika pengetahuan baru erat kaitanya dengan pengetahuan lama yang telah dikuasai.
Contoh : Guru lebih dahulu mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mengerjakan pembagian.
c. Guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum mengerjakan bahan secara terperinci. Hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
Contoh : guru lebih dahulu menjelaskan pengertian turunan sebelum ia menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan integral.

B. Menutup Pelajaran

Menjelang akhir pelajaran atau akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi pelajaran yang telah dipelajari.

Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Meninjau Kembali
Akhir kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, kegiatan ini meliputi

- Merangkum inti pelajaran
Misalnya : siswa diminta membuat rangkuman secara lisan tentang pelajaran yang beru dipelajarinya, jika rangkuman yang dibuat siswa itu salah atau kurang sempurna, guru harus membenarkan rumusan tersebut.
- Membuat ringkasan (dimaksudkan dengan adanya ringkasan siswa yang tidak memiliki buku atau yang terlambat bisa mempelajarinya kembali).
Misalnya : setelah siswa mempelajari secara individual tentang kubus, guru meminta siswa menyebutkan inti materi yang dipelajari. Sementara itu guru menuliskan inti materi pelajaran yang ditemukan siswa-siswa di papan tulis.

2. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan evaluasi.

Bentuk-Bentuk Evaluasi Itu Meliputi
a. Mendemonstrasikan ketrampilan
Contoh : misalnya setelah siswa membuat kerangka kubus, guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan komponen yang ada dalam kubus tersebut.
b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
Contoh : setelah guru menerangkan persamaan kuadrat siswa disuruh menyelesaikan soal persamaan.
c. Mengekpresikan pendapat siswa sendiri
Guru dapat meminta komentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa lain.
Contoh : misalnya, setelah penje;asan seorang siswa mendemonstrasikan sisi miring di depan kelas, lalu siswa lain diminta untuk mengemukakan pendapat mereka tentang sisi miring yang sudah dijelaskan tadi.
d. Soal-soal tertulis
Guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian maupun tes objektif, dan melengkapi lembaran kerja.


1.Kesimpulan

Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Yang dimaksud dengan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan.

2.Saran

Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran anatara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam proses belajar-mengajar, maka sangat perlu bagi setiap guru dan calon guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.


2 Komentar::

Jun mengatakan...

berkunjung :)

Anonim mengatakan...

Mohon sertakan cara menghindari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan membuka dan menutup pelajaran...terimakasih..

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥