;
headline photo

TIPE KECERDASAN ANAK

Jumat, 19 Februari 2010

Ada beberapa macam kecerdasan anak..
1. Kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka
Memuat kemampuan seorang anak berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah melalui kemampuan berpikir. Anak-anak dengan kecerdasan matematika dan logika yang tinggi cenderung menyenangi kegiatan analisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu.
Mereka menyenangi cara berpikir yang konseptual, misalnya menyusun hipotesis, mengategori, dan mengklasifikasi apa yang dihadapinya. Anak-anak ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan memiliki kecepatan yang tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
Bila kurang memahami, mereka cenderung bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahaminya. Anak-anak yang cerdas angka juga sangat menyukai permainan yang melibatkan kemampuan berpikir aktif seperti catur dan bermain teka-teki. Setelah remaja biasanya mereka cenderung menggeluti bidang matematika atau IPA, dan setelah dewasa menjadi insinyur, ahli teknik, ahli statistik, dan pekerjaan-pekerjaan yang banyak melibatkan angka.
2. Kecerdasan bahasa atau cerdas kata
Memuat kemampuan seorang anak untuk menggunakan bahasa dan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya. Anak-anak dengan kemampuan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan bahasa seperti membaca, membuat puisi, dan menyusun kata mutiara.
Anak-anak ini cenderung memiliki daya ingat yang kuat akan nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal kemampuan menguasai bahasa baru, anak-anak ini umumnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Pada saat dewasa biasanya mereka akan menjadi presenter, pengarang, penyair, wartawan, penerjemah, dan profesi-profesi lain yang banyak melibatkan bahasa dan kata-kata.
3. Kecerdasan musikal atau cerdas musik
Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, dalam hal ini adalah nada dan irama. Anak-anak ini senang sekali mendengar nada-nada dan irama yang indah, mulai dari senandung yang mereka lakukan sendiri, dari radio, kaset, menonton orkestra, atau memainkan alat musik sendiri. Mereka lebih mudah mengingat sesuatu dengan musik. Saat dewasa mereka dapat menjadi penyanyi, pemain musik, komposer pencipta lagu, dan bidang-bidang lain yang berhubungan dengan musik.
4. Kecerdasan visual spasial atau cerdas gambar
Memuat kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak ini memiliki kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi. Setelah dewasa biasanya mereka akan menjadi pemahat, arsitek, pelukis, desainer, dan profesi lain yang berkaitan dengan seni visual.
5. Kecerdasan kinestetik atau cerdas gerak
Memuat kemampuan seorang anak untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada anak-anak yang unggul dalam bidang olah raga, misalnya bulu tangkis, sepak bola, tenis, renang, basket, dan cabang-cabang olah raga lainnya, atau bisa pula terlihat pada mereka yang unggul dalam menari, bermain sulap, akrobat, dan kemampuan-kemampuan lain yang melibatkan keterampilan gerak tubuh.
6. Kecerdasan inter personal atau cerdas teman
Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan ini disebut juga kecerdasan sosial, dimana seorang anak mampu menjalin persahabatan yang akrab dengan teman-temannya, termasuk berkemampuan memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar teman, dan memperoleh simpati dari anak yang lain. Setelah dewasa mereka dapat menjadi aktivis dalam organisasi, public relation, pemimpin, manajer, direktur, bahkan menteri atau presiden.

7. Kecerdasan intra personal atau cerdas diri
Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Mereka cenderung mampu mengenali kekuatan atau kelemahan dirinya sendiri, senang mengintropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya dan kemudian mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri. Beberapa di antara mereka cenderung menyenangi kesendirian dan kesunyian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri. Saat dewasa biasanya mereka akan menjadi ahli filsafat, penyair, atau seniman.
8. Kecerdasan naturalis atau cerdas alam
Memuat kemampuan seorang anak untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam terbuka seperti cagar alam, gunung, pantai, dan hutan. Mereka cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, flora dan fauna, bahkan benda-benda di ruang angkasa. Saat dewasa mereka dapat menjadi pecinta alam, pecinta lingkungan, ahli geologi, ahli astronomi, penyayang binatang, dan aktivitas-aktivitas lain yang berhubungan dengan alam dan lingkungan.
Dengan konsep Multiple Intelligences (Kecerdasan Ganda), Howard Gardner ingin mengoreksi keterbatasan cara berpikir yang konvensional mengenai kecerdasan, bahwa seolah-olah kecerdasan hanya terbatas pada hasil tes intelegensi yang sempit saja, atau hanya sekadar dilihat dari prestasi yang ditampilkan seorang anak melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka.
Anak-anak unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dengan sendirinya, mereka memerlukan lingkungan subur yang diciptakan untuk itu. Oleh karena itu diperlukan kesungguhan dari orang tua dan pendidik untuk secara tekun dan rendah hati mengamati dan memahami potensi anak atau murid dengan segala kelebihan maupun kekurangannya, dan menghargai seriap bentuk kecerdasan yang berlainan.
Cerdas: Keadaan dimana seseorang mampu mengaplikasikan apa yang diberitahukan kepadanya dengan baik dan mampu berpikir rasional untuk menemukan solusi dengan permasalahannya tanpa harus menggantungkan hidupnya pada sesuatu hal
cth:sekolah

Berbakat Pinter: Keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan lebih di dalam suatu bidang keahlian.dan mampu mengontrol kondisi
/keadaan suasana sekitar.

Selama ini, istilah pintar, cerdas, berbakat, genius, sering disinonimkan. Komentar Anda?
Istilah itu beda-beda. Kalau pintar, itu bisa siapa saja, dari yang klasifikasi kecerdasannya di bawah rata-rata, rata-rata, cerdas, maupun sangat cerdas. Artinya dia tidak menunjuk pada klasifikasi taraf kecerdasan tertentu. Anak pintar merujuk pada result, hasil, produk, dan performance akademiknya yang baik. Disebut pintar karena nilai rapornya 8, 9, 10. Jadi, anak pintar belum tentu cerdas. Anak cerdas, karena melihat potensinya, seharusnya pintar. Tapi ada anak cerdas yang tidak rajin belajar, sehingga tidak menjadi anak pintar. Sangat sayang anak yang punya IQ tinggi, tergolong cerdas, kalau dia menyia-nyiakan potensinya. Sebab seharusnya dia bisa menjadi lebih pintar [dibanding anak ber-IQ rata-rata dan di bawah rata-rata.

Anak pintar itu dibentuk?
Ya. Tapi kalau seseorang yang IQ-nya rata-rata kemudian menjadi juara kelas, itu bukan berarti skor IQ-nya naik. IQ tidak berubah, sebab bersifat genetis. Jadi [dalam hal membuat seorang anak menjadi pintar] peranan lingkungan sangat penting.

Konon faktor genetis itu pengaruhnya sampai 48 persen....
Faktor genetis merujuk komponen biologis dia seperti otaknya, susunan sarafnya. Dari penelitian, anak-anak berbakat lingkar kepalanya lebih besar dibanding anak-anak normal. Dan saya yakini benar bahwa manusia terlahir sudah dengan ukuran-ukurannya, gelas potensinya. Nah gelas potensi ini yang mempengaruhi sampai seberapa jauh dia akan berkembang. Tapi, karena adanya hal-hal yang dianggap misterius, dalam perkembangannya ada aliran psikologis yang lebih menekankan faktor lingkungan, dan mengatakan peranannya sampai 80 persen. Sedangkan genetis hanya 20 persen.

Bagaimana dengan anak berbakat?
Berbakat itu genetis, ditandai dengan IQ yang skornya di atas 130. Berbakat itu lebih banyak gifted, karunia yang diberikan Tuhan berupa kepada seseorang berupa potensi luar biasa. Dia bisa siapapun, tanpa memandang latar belakang dari desa, kota, kaya, miskin. Berbakat ini lebih kepada benihnya yang bagus sekali, yang mempunyai potensi melampaui cerdas. Tapi berbakat juga bukan semata-mata bicara intelektual, tapi macam-macam, sesuai 11 kecerdasan atau multiple intelligence.



0 Komentar::

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥