;
headline photo

Distribusi Pupuk Pakai Sistem Raskin

Jumat, 25 Desember 2009


Kamis, 21 Mei 2009 02:52 administrator
GROBOGAN - Guna menghindari adanya kelangkaan pupuk yang rutin terjadi tiap tahun, maka ada berbagai wacana untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya, adalah mengubah sistem distribusi, dari model terbuka menjadi model tertutup. Hal itu sudah dilakukan dalam penyaluran beras miskin (raskin) pada masyarakat.

"Proses penyaluran raskin selama ini sangat bagus. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita adposi sistem itu untuk pendistribusian pupuk bersubsidi," ungkap Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Suswono ketika memantau pendistribusian pupuk di Grobogan sore kemarin.

Dalam kunjungannya, anggota dewan dari PKS itu ditemani dua rekannya dari Komisi IV, masing-masing, Ganjar Pranowo (PDIP) dan Sri Harini (Partai Golkar). Sebelum singgah di tempat distributor pupuk Multi Karya di Kelurahan Danyang, Purwodadi, rombongan dari Jakarta itu sempat berhenti beberapa kali untuk bertanya masalah pupuk pada petani yang kebetulan berada di sawah.

Kedatangan rombongan wakil rakyat dari pusat itu disambut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Grobogan Moh Sumarsono didampingi Kabid Ketahanan Pangan Sihono dan sejumlah pejabat dari dinas terkait lainnya. Tampak pula, Kepala Pemasaran PT Pusri Hendro Winoto dan Kepala Pemasaran PT Pertrokimia Kotib.

Menurut Suswono, untuk penyaluran tertutup, ada wacana menggandeng salah satu BUMN. Keterlibatan BUMN ini juga dilakukan dalam proses penyaluran raskin oleh Perum Bulog.

"Model penyaluran ini saya rasa cukup bagus. Kalau bisa diterapkan, bisa jadi bisa mengatasi berbagai penyimpangan yang terjadi selama ini," katanya pria berkaca mata itu.

Selain model raskin, ada wacana lain yang akan dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pupuk tersebut. Yakni, mengurangi besarnya subsidi pupuk namun dengan jaminan kebutuhan petani terpenuhi seluruhnya. Konsekuensi pengurangan subsidi ini, harga eceran tertinggi (HET) pupuk naik.

Wacana lainnya, subsidi untuk pupuk itu dicabut. Nantinya, alokasi subsidi itu tetap dikembalikan pada petani tetapi dalam bentuk lain. Misalnya, peningkatan sarana pertanian, bantuan peralatan, perbaikan irigasi dan perlindungan harga panen.

Dia menambahkan, sejauh ini alokasi subdisi pupuk yang disalurkan pada petani nilainya sangat besar. Tahun 2008 ini, alokasi subsidi pupuk ada Rp 14,5 triliun. Tahun 2009, alokasi pupuk rencananya akan ditingkatkan menjadi Rp 17,5 triliun.

Sementara itu, Ganjar Pranowo menambahkan, dari hasil pantauannya di berbagai daerah, memang banyak ditemukan penyimpangan. Antara lain, harga pupuk tidak sesuai HET, alokasi pupuk tidak sesuai data.

"Banyak sekali penyimpangannya. Dan masalah ini harus diselesaikan bersama-sama dengan semua pihak yang terkait," kata Ganjar yang dalam kesempatan itu sempat menelpon beberapa ketua kelompok tani di Grobogan untuk mengecek masalah pupuk. (dha)

sumber : Radar Kudus Online (http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=49054)


1 Komentar::

agen soc mengatakan...

oh jadi gitu ya
baru tau

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥