;
headline photo

(Resensi) Negeri 5 Menara oleh Rinurbad

Minggu, 20 Desember 2009

Posted on 17. Dec, 2009 by liaoctavia in FLP Mania
Judul buku: Negeri 5 Menara
Penulis: A. Fuadi (FLP Jakarta)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2009
Tebal : 416 Halaman
ISBN : 9780979-22-4861-6
Harga: Rp 50.000,00
Resensi oleh Rinurbad
Novel yang berbahan dasar kisah nyata memiliki daya pikat tersendiri. Penuturannya tergolong cukup lancar, sudut-sudutnya hidup karena riset yang masih tersimpan dalam memori sang pengarang, dan gaya bahasanya mengakrabkan penulis dengan pembaca. Demikian pula ‘Negeri 5 Menara’ yang bersampul indah dan dilengkapi peta ini.
Pendidikan adalah topik yang tak pernah habis dikupas dalam fiksi, dan itulah kekuatan N5M. Alkisah seorang remaja dari tanah Minang, Alif Fikri, bertolak dari kampung halaman untuk menimba ilmu di Pondok Madani. Keberangkatannya ini adalah ujung percekcokan alot dengan ibunya, yang menghendaki sang putra menjadi cendekiawan muslim nan bermanfaat alih-alih belajar di sekolah umum. Pemikiran sang ibu, pula beberapa orang yang ditemui Alif dan ayahnya dalam perjalanan, sungguh menggedor karena menyatakan betapa sayangnya apabila anak-anak yang disekolahkan di pesantren hanya lantaran dipandang `nakal’ dan `perlu dibereskan’. Atau karena mereka tidak diterima di sekolah umum sehingga pesantren menjadi batu loncatan semata. Memprihatinkan.
Kendati Pondok Madani [yang mengambil napas Gontor, tempat pengarang belajar bertahun-tahun] merupakan pilihan Alif sendiri, tak urung keresahan demi keresahan melandanya. Ia goyang oleh beratnya kurikulum di PM, melihat teman-temannya yang seakan terlahir untuk menguasai ilmu agama dan bahasa Arab, juga tatkala surat seorang kawan lama sekaligus kompetitor memanaskan batin karena mencapai cita-cita yang kerap dicetuskan dahulu yakni berkuliah di almamater impian.
Walaupun novel ini berlatar waktu tahun 90-an, jalan cerita tetap asyik disantap. Bab demi bab teruntai menarik, hanya sesekali `terpecah’ oleh langkah maju karakter utama yang telah menjejak masa depan di negeri orang. Hal-hal yang dapat direguk dari metode pendidikan Pondok Madani tidak sedikit, misalnya menjadikan musim ujian sebagai pesta, pembinaan mental oleh ustad ketika seorang siswa melemah tekad belajarnya dan ketegasan bahwa prestasi seseorang tidak membuatnya lolos dari hukuman.
Polah remaja yang terkadang ingin melanggar peraturan semata karena penasaran, meski rem tidak lupa diinjak, seperti menyangkut nonton film dan pergaulan dengan lawan jenis mengundang senyum dan masih berada dalam koridor kewajaran. Bahkan kala Alif risau atas tugas sebagai jasus [mata-mata] dan tidak ingin menjadi ‘whistle blower’ yang hanya menunjuk serta mencatat kesalahan orang lain, dikemukakanlah argumen masuk akal bahwa perbuatan yang tidak baik tak sepatutnya dibiarkan dan efek jera tetap perlu dalam pendidikan moril seseorang. Unsur budaya dan tradisi Minang serta etnis lain yang dijumput dari perbauran Alif dengan keempat kawan dekatnya membuat N5M bertambah renyah.
Mengingat novel yang identik dengan semangat man jadda wa jada ini beraroma kisah nyata, tidak mengherankan apabila konflik-konfliknya bersifat jangka pendek dan tuntas segera. Flashback yang kadang membingungkan merupakan isyarat bahwa pembaca harus mengikuti seluruh sekuelnya untuk mengerti keseluruhan pesan. Di samping itu, jika penyuntingan dipercermat sehingga tidak ada lagi ‘hadits’ di sana, ‘hadist’ di sini, serta pengulangan beberapa informasi yang sudah disampaikan di muka, Negeri 5 Menara akan semakin cantik dan menjulang.













TUGAS
DASAR-DASAR KOMPOSISI
“RESENSI”






Oleh:
CHICI EVELIN MULIA
96385/09


PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2009


0 Komentar::

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥