;
headline photo

KONSEP DASAR ASESMEN

Jumat, 25 Desember 2009

Oleh Iim Imandala
Guru SLB Rodhatul Jannah Kab. Bandung

Dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang tepat/sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus maka diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Langkah itu diawali dengan proses asesmen. Setiap anak berkebutuhan khusus harus melalui proses asesmen itu sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan belajarnya.

Apabila proses asesmen tidak dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan tidak memiliki dasar/pijakan untuk mencapai indikator materi pembelajaran yang diharapkan. Anak-anak pun akan kesulitan menguasai materi pembelajaran karena materinya tidak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajarnya. Kegagalan dalam pembelajaran dapat diakibatkan oleh tidak adanya data hasil asesmen. Dengan demikian asesmen memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan pembelajaran.

Mengingat begitu pentingnya asesmen ini maka setiap guru bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) harus memahami dan mengimplementasikan asesmen. Tulisan ini hadir bermaksud untuk memberikan pemahaman dasar mengenai asesmen agar guru-guru ABK dapat mengimplementasikan asesmen dengan dasar-dasar asesmen yang kuat.

A. Definisi Asesmen

Perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tes, evaluasi dan asesmen. Tes adalah mengukur kemampuan dengan soal-soal. Evaluasi adalah aktifitas yang di dalamnya terdapat aktifitas pengukuran dan penilaian (membandingkan) yang kemudian memaknai hasilnya.
Sedangkan asesmen adalah serangkaian proses yang di dalamnya terdapat aktifitas tes dan evaluasi dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kemampuan dan hambatan belajar yang dimiliki oleh anak sehingga berdasarkan gamabaran/data itu dapat diambil keputusan untuk menentukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajar anak. Sejalan dengan definisi berikut bahwa asesmen adalah mengumpulkan informasi yang relevan, sabagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan, dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut (Mcloughlin and Lewis, 1986:3; Rochyadi & Alimin 2003:44; Sodiq, 1996; Fallen dan Umansky, 1988 dalam Sunardi dan Sunaryo, 2006:80). Demikian pula dengan apa yang dinyatakan oleh McLEan, Wolery, dan Bailey (2004 dalam Rahardja, Dajdja, 2006:14) bahwa asesmen merupakan istilah umum yang berhubungan dengan proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan.

B. Tujuan Asesmen
1. Screening/penyaringan. Untuk mengidentifikasi
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
2. Diagnosis. Untuk menentukan jenis dan berat/ringannya
kebutuhan khusus.
3. Perencanaan program
4. Penempatan
5. Grading/Penilaian
6. Evaluation
7. Prediction. Untuk memperkirakan potensi atau kinerja
anak atau kelompok anak dimasa dating
8. Guidance. Dapat digunakan untuk bimbngan
sehubungan karir.

C. Pendekatan Asesmen
1. Asesmen Formal
Asesmen formal adalah asesmen standar atau asesmen yang menggunakan instrumen baku, misalnya WISC (tes kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes Minosetta, dll. Instrumen tersebut telah mengalami standarisasi melalui eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat banyak.
2. Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Asesmen informal ini hanya berlaku kasuistis, maksudnya berlaku pada komunitas anak dimana guru itu membuat dan menerapkan asesmen. Belum tentu sesuai atau cocok diterapkan pada komunitas anak ditempat lain.

D. Subjek Asesmen
Siapakah yang perlu diasesmen? Tentunya semua anak membutuhkan asesmen ini. Semua anak harus memperoleh hak pendidikan dan hak belajarnya maka semua anak perlu memperoleh proses asesmen agar hak pendidikan dan hak belajarnya terpenuhi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Anak pada umumnya membutuhkan asesmen, terlebih lagi anak-anak berkebutuhan khusus yang rentan terhadap kegagalan dalam proses pembelajaran. Semua anak berkebuthan khusus harus diasesmen sebelum mereka memulai proses pembelajaran.
Semua subjek akan memperoleh strategi, lingkup, dan teknik asesmen yang sama. Perbedaannya terletak pada prosedur dan item-item soal dan instruksi yang ada dalam proses asesmen. Faktor usia juga menentukan bentuk item soal dan evakuasi yang akan diberikan. Misalnya asesmen membaca permulaan pada anak tunagrahita akan berebda dengan anak pada umumnya. Item-item soal pada anak tunagrahita harus memiliki instruksi yang jelas bahkan perlu dibuat dengan bahasa atau simbol yang sesuai dengan pekembangan anak tunagrahita. Namun pada prinsipnya asesmen bagi semua anak adalah sama.

E. Strategi
1. Asesmen Statis
Asesmen statis adalah asesmen yang dilakukan berdasarkan pola waktu yang telah ditentukan. Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun pelajaran baru, tengah semester dan akhir semester.

2. Asesmen Dinamis
Asesmen dinamis adalah asesmen yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu. Asesor terus melakukan penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang perkembangan anak dalam proses belajar atau kehidupannya. Setiap hasil asesmen menjadi baseline bagi asesmen berikutnya.

F. Lingkup
1. Asesmen berbasis Perkembangan
- Kognitif
- Sosial – Emosi
- Fisik – Motorik
2. Asesmen berbasis Kurikulum
- Bahasa (bicara, mendengarkan, membaca, menulis)
- Aritmatika/Matematika

G. Teknik
Tekniknya meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan anak. Dalam satu proses asesmen, biasanya semua teknik itu digunakan, tidak hanya satu teknik saja.

H. Prosedur
Prosedurnya tergantung pada lingkup asesmen yang akan dilakukan dan tergantung subjeknya.


KECERDASAN JAMAK DAN EMOSIONAL


A. Kecerdasan Jamak

Perbincangan seputar kecerdasan manusia merupakan kajian menarik dalam studi psikologi khususnya dan ilmu-ilmu pendidikan lain umumnya. Salah satu topik menarik dalam perkuliahan untuk mata kuliah Dimensi Kultural Psikologis dalam Pendidikan pada program S3 Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta yang dipandu oleh Prof. Dr. Conny Semiawan bersama Dr. Yufiarti memandang kecerdasan merupakan sarana untuk belajar, pemecahan masalah, dan menciptakan sesuatu yang dapat digunakan dalam kehidupan. Hal ini senada dengan pandangan Gardner (1999) yang melihat kecerdasan sebagai kapasitas untuk pemecahan masalah, membentuk produk yang dapat dinilai menurut satu atau lebih setting budaya. Sedangkan, istilah kecerdasan jamak dalam resume ini merujuk pada multiple intelligence atau dapat pula disebut kecerdasan majemuk yang menurut Gardner (1983) terdiri atas delapan komponen, yakni; (1) kecerdasan verbal/linguistik, (2) logika matematik, (3) visual/spatial, (4) music/rhythmic, (5) bodi/kinestetik, (6) interpersonal, (7) Intrapersonal, dan (8) naturalis.

Kemampuan linguistik merujuk pada terbangunnya tradisi baca-tulis dan kebiasaan berkomunikasi. Hal ini dapat diamati melalui aktivitas mereka yang memilih profesi sebagai penyair, wartawan, dan ilmuan. Bagi mereka jika ada suatu pertemuan ilmiah yang melibatkan berbagai pakar yang datang dari satu atau lebih disiplin ilmu cenderung mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam aktivitas sehari-hari pun selalu menjalankan aktivitas membaca secara efektif, menulis dengan memperhatikan aturan penulisan, mampu berbicara di hadapan para audiens, dan bahkan dapat mempelajari bahasa asing dengan mudah. Kecerdasan logis/ matematik mencakup kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kemampuan menghitung. Kecerdasan ini dapat diamati melalui berbagai aktivitas para insinyur, ekonom, akuntan, dan ilmuan. Mereka ini memiliki karakteristik untuk mampu mengenal konsep kuantitas, waktu, sebab-akibat, mempersepsi objek, menggunakan simbol abstrak, memperlihatkan keterampilan logis dalam memecahkan masalah, mampu menguji hipotesis, menggunakan keterampilan matematis, menyukai operasi kompleks matematis, dan mampu berpikir matematis.

Selanjutnya, kemampuan visual/spatial mencakup kemampuan berpikir melalui gambar, menvisualisasi hasil masa depan, mengimajinasi sesuatu dengan penglihatan seperti yang banyak dilakukan oleh para arsitek, artis, pemahat, pemotret, dan perencana strategik. Kecerdasan visual/spatial memiliki karakteristik belajar dengan melihat dan mengamati, mengenal wajah, objek, bentuk, dan warna, mampu beradaptasi dalam suatu lingkungan, berpikir dalam bentuk visual, dapat menciptakan grafik, chart dan peta, muda mempelajari media visual, selalu senang terhadap gambar, dan cenderung menyukai seni. Selain dari itu, terdapat juga kecerdasan music/rhythmic seperti kemampuan untuk bermain gitar, biola, piano, dan composer, mengkomposisikan music, menyanyi, dan menghargai. Kecerdasan musik memiliki karakteristik seperti mendengarkan dan menghayati suara dan irama, mencari kesempatan untuk mendengarkan music, dan dapat merespon suatu music dengan kinestetik tubuh.

Selain kecerdasan lingkuistik, logis/matematik, visual/spasial, music/rhythmic, juga terdapat kecerdasan kinestetik yang melibatkan kepandaian gerakan tubuh seperti menggunakan badan secara terampil, mengatasi masalah, dan menghasilkan prestasi. Kecerdasan ini dapat dilihat melalui mereka yang berprofesi sebagai penari, aktor, dan atlit. Mereka ini memiliki keterampilan seni peran, atletis, menari, menyukai pengalaman belajar yang bersifat konkrit seperti field trip, role playing, dan latihan fisik. Mereka juga dapat menunjukkan keseimbangan, keanggunan, kecakapan, dan segala susuatu yang melibatkan tugas fisik. Sedangkan, kecerdasan interpersonal terdiri atas kemampuan untuk bekerja secara efektif dengan orang lain, memiliki simpati dan pengertian, menghayati motivasi dan tujuan seseorang. Kecerdasan ini dapat diamati melalui peran yang dimainkan oleh para guru, politisi, dan pemimpin agama. Peran yang dimaksud adalah senang berinteraksi dengan orang lain, memelihara dan menjaga hubungan dengan orang lain, mengenal berbagai cara untuk berhubungan dengan orang lain, sering mempengaruhi opini orang lain, berperan serta dalam berbagai aktivitas yang menuntut adanya kerja kolaboratif, mampu menyampaikan pandangan melalui komunikasi verbal dan nonverbal, sering mengekspresikan minat terhadap karir dan pekerjaan.

Jika kecerdasan interpersonal menekankan pada hubungan dengan pihak lain, maka terdapat juga kecerdasan intrapersonal yang berfungsi untuk mengelola diri secara pribadi seperti analisa diri, refleksi, menilai keberhasilan orang lain dengan memahami diri. Mereka yang termasuk dalam kawasan kecerdasan intrapersonal adalah para ahli filsafat, dan konselor. Mereka betul-betul menyadari kawasan emosi yang terdapat dalam diri, mampu mengekspresikan perasaan dan pemikiran yang ada dalam diri, mengembangkan kepribadian yang akurat, memiliki system nilai dan etika, mencari tahu dan memahami pengalaman yang bersifat internal, dan berupaya untuk melakukan aktualisasi diri. Kecerdasan terakhir adalah kecerdasan naturalis yang berguna untuk mengenal kembali flora dan fauna, dan mencintai Alam seperti yang dapat dilihat dari aktivitas ahli biologi dan para petualang hutan. Mereka mengenal dan mengategorikan spesies flora dan fauna, senang berada di lingkungan alam, dan mudah mempelajari hal-hal yang terkait dengan alam. Kedelapan kecerdasan jamak seperti yang telah dikemukan di atas memiliki cara menstimulasi agar dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Cara menstimulasinya adalah dengan memahami masing-masing karakteristik yang melekat pada profesi yang diemban setiap melaksanakan aktivitas kehidupan.

B. Kecerdasan Emosional

Emosional berasal dari bahasa Latin, motere, yang dapat diartikan sebagai keadaan bergerak, a state of being moved dalam bahasa Inggris menjadi emotional yang merujuk pada tiga aspek, yakni perasaan (feeling), perbuatan (act), kesadaran (awareness). Untuk memahami lebih jauh tentang hakekat kecerdasan emosional, Dr. Yufiarti menurunkan beberapa definisi yang dirangkum dalam materi perkuliahan. Pertama, definisi yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional itu adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakannya untuk memandu pikiran dan tindakan. Kedua, suatu bentuk kecerdasan sosial yang mencakup kemampuan untuk memonitor perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Sedangkan, yang dimaksud dengan keterampilan memahami diri sendiri adalah upaya untuk mengatur diri sendiri, memotivasi dan empati, sebagai predictor yang sangat kuat dalam mencapai keberhasilan dalam bekerja. Ketiga, definisi yang diberikan oleh Sprinthal yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah cara cerdas dalam diri seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara sukses. Sprinthal melihat kecerdasan emosional sebagai sumber daya yang sinergis yang meliputi harga diri, kesadaran diri, kepekaan social dan kemampuan adaptasi social. Sedangkan, Lawrence melihat kecerdasan emosianal merupakan bagian dari kecerdasan social yang berfungsi untuk memantau perasaan baik yang terlahir dari perasaan sendiri maupun yang berasal dari orang lain.

Coleman (1997) mengatakan bahwa sumber kecerdasan emosional itu bersumber dari otak yang terdapat di kepala dan hati. Suatu penelitian yang dilakukan secara longitudinal dengan mengambil responden terhadap ana-anak untuk diberikan tes “Marsmallow”, Hasilnya menunjukkan bahwa anak yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi memperoleh skor ujian lebih tinggi dari anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Anak yang memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi juga sangat berhasil dalam kehidupan di masyarakat. Di samping itu, terdapat perbedaan yang mencolok antara EQ dan IQ. Beberapa penelitian telah membuktikkan bahwa IQ bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam suatu karir akademik karena hanya memberikan kontribusi sebanyak 20%, sedangkan EQ yang bersumber dari hati seperti yang telah dijelaskan oleh Coleman di atas mampu membentuk karakter manusia dan berkontribusi hingga mencapai 80% untuk keberhasilan manusia. Oleh karena itu, keberhasilan manusia banyak disebabkan oleh kemampuannya mengelola diri sendiri dan orang lain yang mencakup beberapa kawasan; kesadaran diri, pengelolaan emosi, motivasi diri, mengembangkan signal, dan mengelola hubungan.


0 Komentar::

Posting Komentar

♥♥♥Eit..Eit..kayanya pengunjung mau kirim komentar nih tentang bacaan barusan..ya dah..NAME/URL juga boleh kok..Makasih yah.. ♥♥♥